Minggu, 19 Agustus 2012

MUNGKIN KITA SENDIRI YANG BERMASALAH


Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud”
(1 Samuel 18:9)
Ada seorang mahasiswa yang menaruh minta terhadap negara-negara berkembang. Ia memutuskan pergi ke India. Ia mengalami cultural shock. Apa-apa yang ada di sekitarnya dianggap mengganggunya: Iklim, makanan, penduduk, budaya orang-orang yang ada di sekitarnya membuat dirinya tidak nyaman. Namun, yang sungguh-sungguh menyebalkan dirinya adalah cecak yang ada di kamarnya.
            Ia sangat jengkel. Dengan pelbagai cara, ia mencoba menangkap cicak itu tetapi tidak kunjung berhasil. Cicak itu bersembunyi di balik lemari. Dalam keputusasaannya itu, ia berubah pikiran, “Mengapa tidak aku jadikan dia sebagai teman?” Pertama-tama, ia memberi cicak itu nama. Lalu ia mengamati cicak itu. Ternyata ia menemukan hal-hal baik dalam diri cicak itu. Salah satunya, cicak itu memakan nyamuk di kamarnya. Setelah beberapa hari, mahasiswa itu menyadari bahwa permasalahan selama ini yang ia hadapi justeru bersumber dari dirinya sendiri.
            Banyak orang merasa bahwa sumber masalah dalam hidupnya adalah orang lain. Raja Saul menilai bahwa Daulah yang membuat masalah dalam hidupnya sehingga ia tidak tenang. Daud menjadi ancaman bagi dirinya. Dengan demikian ia berusaha membunuh Daud. Saul tidak melihat hal positif dalam diri Daud. Padahal ada begitu banyak kebaikan dalam diri Daud. Mulai dari sebagai penghibur (1 Samuel 16:23) sampai mengalahkan musuh-musuh Israel (1 Samuel 18:7). Renungkanlah: jika kita banyak bermasalah dengan orang lain, jangan-jangan kitalah sumber masalah itu!
  
Jika watak egois dan egosentris masih melekat dalam diri kita, maka sulit melihat diri sendiri sebagai akar masalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar