Kamis, 12 Juli 2012

RAMAH PADA SEMUA ORANG

Orang ramah pastilah mempunyai teman banyak karena ia tidak sulit untuk didekati. Bawaannya yang sopan dan bersahabat membuatnya disukai. Seorang yang ramah bisa berhadapan secara enak dengan orang dari segala kalangan. Konfusius pernah mengatakan, “Perlakukanlah semua orang seakan-akan sedang menghadapi tamu besar.”

Disadari atau tidak, ketika kita berhadapan dengan orang lain ada kecenderungan membedakan perlakuan. Keramahan kita ditentukan dari luar. Ya, dari orang yang sedang kita hadapi. Sudah lumrah, orang kaya mendapat perlakuan yang istimewa. Namun, orang yang bersahaja kerap diperlakukan apa adanya. Akibatnya keramahan kita tidak tulus. Pura-pura! Keramahan yang pura-pura mungkin saja bisa mengecoh beberapa orang dalam saat-saat tertentu. Namun, ketika hal ini sudah menjadi tabiat kita, suatu saat orang lain akan tahu siapa kita sebenarnya.

Tentu tidak seorang pun mau disebut munafik. Yakobus 2:1-13 mengingatkan kepada kita untuk mengamalkan iman itu dengan tidak memandang muka. Kita tidak boleh berbuat ramah kepada orang kaya dan sebaliknya mengabaikan orang yang penampilannya sederhana. Jika seseorang memahami bahwa Allah begitu rupa mengasihi semua orang bahkan orang-orang yang sederhana diberiNya kemuliaan, maka kita pun harus melakukan hal yang sama. Tidak hanya sebagai basa-basi, berpura-pura ramah melainkan berasal dari lubuk hati yang terdalam. Hati yang telah dijamah oleh Tuhan pastilah akan mampu memperlihatkan keramahan yang sejati. Bukan dibuat-buat!

Orang yang hidup dalam kepura-puraan membuat jiwanya lelah. Namun, orang yang tulus pasti menyenangkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar