Kamis, 12 Juli 2012

BEKERJA DAN BERIBADAH

Seorang anak muda yang hatinya dipenuhi semangat untuk mencari hikmat dan kebenaran suatu hari mengadakan perjalanan. Niat sang pemuda ini mengunjungi seorang guru sepuh bijaksana di sebuah pertapaan. Ketika ia berhadapan dengan sang pertapa tua itu, ia bertanya, “Guru, seandainya hidup Anda kini tinggal satu hari saja. Tinggal hari ini. Apa yang akan Anda kerjakan?” Pertapa tua itu mengelus-elus jenggotnya yang putih, lalu menjawab, “Pertama-tama saya akan melakukan doa pagi… setelah itu, saya akan membuat sedikit teh dan pergi bekerja di kebun. Kemudian saya akan pergi mengunjungi sahabatku, lalu saya akan tidur siang.”
            “Sebentar,” sela pemuda itu, “bukankah itu apa yang kamu lakukan sehari-hari?” Pertapa tua itu menjawab, “Mengapa hari terakhir itu harus berbeda dengan hari-hari lainnya?”
            Ada banyak orang memilah-milah waktu. Seolah-olah ada waktu-waktu tertentu yang lebih “suci” dibandingkan dengan waktu-waktu yang lainnya. Hari Minggu dianggap waktu yang lebih sakral ketimbang hari lainnya. Mengapa? Karena hari itulah setiap orang Kristen harus beribadah. Semestinya setiap orang berpikir bahwa semua hari itu adalah suci, hari pemberian Tuhan maka harus diisi oleh hal-hal yang suci pula yakni memuliakan Tuhan di mana pun kita berada. Seseorang dapat mengatakan, “Saya akan pergi beribadah ke gereja hari Minggu.” Mestinya, ia juga bisa berkata, “Saya akan pergi ke kantor, pasar, pabrik, sawah, ladang, untuk beribadah. Di sanalah saya harus memuliakan Tuhan!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar