Bapak itu memandang mata si bocah dan berkata, “Baiklah nak, itu tidak mengapa. Tetapi camkanlah ini, bahwa hidupmu sangat berharga!”
Hidup itu berharga! Banyak orang gagal menghargai dan menikmati kehidupan ini oleh karena hatinya terus dibayangi oleh perasaan kuwatir. Kuatir tidak bisa makan, cemas tidak bisa ganti pakaian, takut tidak punya uang, stress tidak punya mobil dan seterusnya. Akibat rasa kuatir yang sudah akut ini orang terus mencari dan memperkaya diri. Dalam pencariannya itu terkadang manusia lupa untuk menikmati dan bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan. Waktunya disibukan untuk mengejar apa yang dianggapnya dapat menjawab kekuatirannya.
Hidup kita berharga di hadapan Tuhan, karena itu Yesus rela berkorban memberikan nyawanya sendiri untuk menebus kita. Mestinya, kalau kita yakin akan kasih Tuhan yang begitu mulia maka kita percaya bahwa Tuhan akan memelihara dan mencukupi apa yang kita perlukan sehingga tidak ada lagi alasan untuk hidup di bawah bayang-bayang kuatir. Hidup akan diwarnai dengan ungkapan syukur, manakala kita mendahulukan mencari Tuhan ketimbang mengejar harta benda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar