Minggu, 04 Desember 2011

IRI TANDA TAK MAMPU (2)


Seorang teman menawarkan kepada kami seekor anjing shih tzu. Anjing itu buta dan sedang hamil. Kami merasa kasihan, lalu menerima dan merawatnya. Tidak lama anjing itu melahirkan empat ekor anak yang lucu-lucu. Saya sedikit terhibur ketika bermain bersama anjing-anjing itu. setiap kali memanggil, anjing-anjing itu segera mendekat. Ketika ada satu yang dipeluk, yang lain seolah tak rela. Anjing-anjing itu seolah merasa diabaikan, dan menampakkan raut wajah garang terhadap anjing yang sedang dibelai. Mereka iri!
            Sikap iri tampak dalam diri Kain, manakala persembahan yang ia berikan kepada Tuhan tidak diindahkan-Nya. Akibatnya, wajahnya menjadi muram, hatinya membara dan jiwanya diliputi oleh niat jahat untuk melenyapkan sang adik, Habel lantaran persembahan si adik diindahkan Tuhan.
            Tuhan sudah mengingatkan agar Kain berhati-hati dengan perasaan iri itu, jangan sampai ia terjebak dalam dosa. Namun, ternyata Kain tidak mampu mengendalikan perasaan iri hatinya. Kain gagal menguasai kemarahannya sehingga akhirnya ia membunuh adiknya sendiri yang tidak berdosa.
            Iri tanda tak mampu! Banyak orang mempunyai watak seperti Kain. Iri dan menjadi panas hati terhadap keberhasilan orang lain. Tidak sejahtera melihat orang lain sukses dan berprestasi. Alih-alih belajar dari kesuksesan orang lain, malah orang yang sukses itu dianggap saingan, pengganggu dan kalau bisa dimusnahkan. Orang yang membiarkan perasaan iri hati pasti tidak akan mampu mengembangkan potensi diri!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar