Minggu, 04 Desember 2011

ANDAIKAN...


“Andaikan…..” Sangat mudah orang mengucapkan kata-kata ini: “Andaikan aku dulu rajin belajar, aku kini telah menjadi sarjana bahkan mungkin sudah memimpin sebuah perusahaan. Andaikan orangtuaku mengirim aku sekolah ke luar negeri, pasti aku sudah menjadi orang yang sukses. Andaikan aku mau bekerja keras, nasibku tentu tidak seburuk sekarang. Andaikan aku berhemat, tentu kini sudah punya rumah!”
            “Andaikan..!” takkan ada habis-habisnya. Jelas, nada kalimat ini adalah nada sumbang penyesalan masa lalu. Benar, penyesalan datang tidak di awal, melainkan di akhir. Penyesalan juga terjadi dalam kisah Lazarus dan orang kaya.
            Pada masa hidupnya, orang kaya ini sangat bergelimpangan hartanya. Namun sayang hatinya tidak tersentuh oleh belas kasihan ketika melihat di depan matanya ada seorang anak manusia yang begitu sengsara bak anjing kampung yang terlantar. Dia sama sekali tidak peduli. Di kehidupan kemudian keadaan terbalik. Kini si kaya menderita. Ia mengalami penghukuman bukan karena ia seorang pembunuh, perampok atau pezinah, melainkan karena ia seorang yang sibuk dengan kemewahannya dan tidak peduli dengan sesamanya.
            Andaikan si kaya tahu dan merasakan akibat dari ketidak peduliannya itu, maka tentu ia akan menggunakan hartanya untuk menolong sesamanya yang menderita. Andaikan ada kesempatan kedua maka akan pergunakan dengan baik. Nah, sebelum kata “andaikan” itu meluncur, marilah kita peduli dengan sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar