Seekor anjing kecil berjalan-jalan di ladang pemiliknya. Ketika dia mendekati kadang hewan, dia mendengar kuda memanggilnya dan berkata, “kamu pasti baru di sini. Tak lama lagi kamu akan tahu bahwa pemilik ladang ini mencintai saya lebih dari yang lain, karena saya mengangkut banyak barang untuknya.” Tiba-tiba seekor sapi berkata, “saya binatang yang terhormat di sini, sebab majikan kita membuat keju dan mentega dari susu saya”. Lalu seekor domba berkata, “kedudukanku lebih tinggi karena saya yang memberi kehangatan.” Satu demi satu hewan-hewan yang ada menyatakan bahwa mereka lebih berguna dan sepakat bahwa anjing kecil itu tidak berguna. Ketika hatinya sedih tiba-tiba ada seekor anjing tua yang berkata, “Memang tubuh kamu kecil, tapi Tuhan menciptakanmu untuk memberi kegembiraan pada majikan kita”
Perasaan iri muncul ketika merasa diri tidak berguna dan pihak lain lebih sempurna. Perasaan ini akan semakin bertumbuh subur bila ada pihak lain yang justeru menyombongkan kehebatannya dibandingkan rendah hati. Namun injil Yohanes mengingatkan bahwa Tuhan Yesus tidak pernah menanggap kita sebagai ‘hamba’ melainkan Ia menganggap kita sebagai ‘sahabat’. Oleh karena itu Tuhan Yesus-lah yang telah memanggil kita satu demi satu untuk menghasilkan buah dan buah itu tetap.
Dengan demikian, tidak ada gunanya kita merasa iri terhadap orang lain. Karena setiap kita diciptakan Tuhan unik dan memiliki tugas masing-masing yang berbeda satu sama lain.
By. Engeline Chandra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar