“Rumput di halaman tetangga terlihat lebih hijau.” Kalimat ini mengandung konotasi bahwa segala sesuatu milik orang lain terlihat lebih indah, menarik dan menakjubkan. Apakah selalu demikian kenyataannya? Jawabnya bisa ya dan bisa juga bisa tidak.
Bisa saja “rumput di halaman tetangga” itu kenyataannya lebih hijau tinimbang di halaman sendiri. Mengapa? Karena dirawat dengan cermat. Namun, boleh jadi “rumput” di halaman sendiri tidak kalah hijaunya. Masalahnya kita jarang menikmati keindahaannya karena tidak ada waktu untuk mengaguminya.
Nah, apa yang perlu dilakukan ketika kita menyadari bahwa rumput di halaman tetangga itu kenyataannya jauh lebih hijau? Apakah lantas rumput itu kita injak-injak supaya jelek dan tidak ada yang memujinya?
Menginjak-injak rumput orang lain, inilah gambaran yang tepat untuk apa yang dilakukan oleh Raja Saul. Saul menjadi panas hati dan murka oleh karena orang-orang yang menyambut kedatangannya bersama Daud lebih memuji Daud dari pada dirinya. Sejak saat itu timbullah kebencian dalam diri Saul terhadap Daud bahkan selanjutnya ia berusaha membunuh Daud.
Berhati-hatilah ketika memandang hijaunya rumput tetangga. Belajarlah merawat rumput sendiri agar terlihat hijau dari pada merusak rumput orang lain! Apa yang Tuhan percayakan kepada kita, jika dirawat dengan baik pasti akan memancarkan keindahannya. Janganlah terlalu lama memandang hijaunya rumput tetangga. Perhatikanlah rumput sendiri, mengucap syukurlah maka kita akan terhindar dari iri dan dengki!
Iri hati dan dengki membuat hidup tidak damai sejahtera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar