Seorang pencari kayu di hutan melihat seekor serigala yang lumpuh. Ia heran dan ingin tahu mengapa serigala itu tetap hidup. Dari persembunyiannya, melihat seekor harimau datang dengan membawa kijang hasil buruannya. Harimau makan sekenyangnya dan meninggalakan begitu saja sisanya. Dari situlah, ternyata srigala tetap hidup.
Dalam hati orang itu membenarkan dan yakin bahwa Tuhan Mahaadil dan penuh cinta kasih. Dalam hatinya ia berpikir, ”Untuk apa aku tiap hari keluar masuk hutan mencari kayu? Aku akan menganggur di rumah dan yakin Tuhan akan adil dan memberi makanan kepadaku.” Ia melaksanakan niatnya berhari-hari. Namun, apa yang diharapkannya tidak kunjung datang. Ketika pencari kayu malang itu hampir mati, terdengar olehnya suara,” ”Hai orang bodoh! Lihatlah kenyataan dalam hidupmu, engkau sehat dan kuat. Ikutilah teladan harimau dan jangan meniru srigala lumpuh!
Setiap orang mempunyai keinginan untuk meniru apa yang dilihatnya menguntungkan bagi dirinya. Keinginan seperti itu terkadang menyesatkan dan membuat diri terlena dan mau enaknya saja. Tentu Tuhan tidak menginginkan hal itu terjadi.
Paulus memberikan nasehat kepada jemaat di kota Tesalonika agar mereka mengikuti teladanya. Paulus mengajarkan bahwa mereka harus bekerja keras, tidak hanya rajin beribadah supaya tidak menjadi beban orang lain dan menjadi batu sandungan. Paulus sendiri melakukan apa yang ia ajarkan itu. Bagaimana dengan kita? Apakah yang kita kerjakan adalah wujud dari keinginan yang memanjakan diri?
Mengejar keinginan memanjakan diri dapat menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar