Senin, 21 November 2011

RITUAL AGAMA UNTUK MEMENUHI KEINGINAN


1 Raja-raja 21:1-29

Seluruh tua-tua dan pemuka kota dikumpulkan di suatu tempat. Ritual agama dimulai. Mereka berpuasa dan menempatkan seseorang duduk di posisi paling depan. Sepertinya ada semacam pengadilan agama. Ya, tak salah lagi, Nabot akan diadili dengan tuduhan sangat berat dengan ganjaran hukuman mati. Nabot dituduh mengutuk Tuhan dan raja Ahab.
            Izebel telah merekayasa, menggunakan ritual dan pengadilan agama demi memuaskan hasrat sang suami, raja Ahab yang untuk memiliki kebun anggur di sebelah istana ditolak oleh Nabot. Tampaknya rekayasa itu berhasil, Ahab kini dapat mengambil alih kebun anggur Nabot. Namun, apa akibatnya? Apakah setelah memiliki kebun anggur Nabot itu keadaan Ahab lebih baik? Ternyata tidak. Elia diperintahkan Tuhan untuk menuntut keadilan. Tuhan mengecam tindakan Ahab dan akan memberikan penghukuman.
            Ternyata masih banyak orang tidak belajar dari kisah Ahab ini. Penyalahgunaan wewenang, sumpah palsu, pengadilan rekayasa dan ritual-ritual keagamaan dipergunakan untuk menggapai ambisi terus berlangsung sampai hari ini. Setiap pejabat pemerintah pasti disumpah terlebih dahulu sebelum menduduki jabatannya, tapi mengapa korupsi terus terjadi? Setiap penegak hukum akan bersumpah menjunjung kebenaran namun kenyataannya yang benar sering kali dikorbankan atas nama kepentingan tertentu. Ingatlah ketika kita menghalalkan pelbagai cara apalagi ritual agama untuk pemuasan hasrat diri, Tuhanlah yang akan menjadi lawan kita.

Tuhan akan menjadi lawan kita, ketika keadilan direkayasa untuk mengejar ambisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar