Jumat, 11 November 2011

PAMRIH AWAL KEKECEWAAN


Mengapa ia tidak berterima kasih?” Kalimat seperti ini sering meluncur dengan nada yang kecewa, manakala seseorang telah membantu sesamannya namun tidak ada ungkapan terima kasih sama sekali. Mengapa kecewa? Karena ia mengharapkan orang yang ditolongnya itu mengucapkan terima kasih, merasa utang budi dan seterusnya.
        Sangat mungkin orang yang ditolong ini di dalam hatinya berterima kasih, namun si penolong menginginkan lebih dari itu. Jelas orang seperti ini motifnya bukan semata-mata menolong, tetapi ia mempunyai pamrih. Pamrih agar yang ditolongnya itu merasa berhutang budi, pamrih popularitas, pamrih ingin disebut pahlawan dan dermawan. Pertolongannya ini sesungguhnya adalah investasi dengan harapan menghasilkan laba yang berlimpah. Dan ingatlah pamrih selalu menimbulkan kekecewaan.
        Ada banyak aktivis yang melayani di gereja sering kali berakhir dengan kekecewaan karena merasa tidak dihargai dan tidak ada orang yang berterima kasih atas pelayanannya. Seringkali kita lupa dengan istilah pelayanan. Pelayan erat kaitannya dengan hamba. Hamba adalah orang yang mengabdi sepenuhnya kepada tuannya. Hal utama yang harus dipikirkan bagi siapa saja yang mengaku hamba atau pelayan adalah bagaimana menyenangkan siapa yang dilayaninya. Bukan sebaliknya mencari kesenangan dan keuntungan sendiri. Apa yang diajarkan Tuhan Yesus tentang hamba?
       Lukas 17 :10 Yesus mengajar para murid-Nya: "Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."   
Penghargaan tidak usah dirancangkan dari awal, ia akan datang dengan sendirinya manakala Anda bersungguh-sungguh fokus pada tugas panggilan yang ditekuni.


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar