Sejak kedua orangtua mereka meninggal, kakak beradik itu jangankan saling menolong, bertegur sapa pun tidak. Dalam berbagai kesempatan malah mereka saling menjelekkan satu sama lain. Apa penyebabnya? Tidak lain mengenai pembagian harta warisan. Sang kakak merasa bahwa selama orangtua mereka sakit, dialah yang paling banyak andil menanggung biaya rumah sakit. Maka wajarlah kalau rumah peninggalan orang tuanya menjadi miliknya. Si adik berpikir, ”Bukankah aku juga adalah anak yang sah, semestinya rumah itu dijual dan hasilnya dibagi rata, itu namanya adil!”
Ada berapa banyak saudara-bersaudara menjadi bentrok lantaran berebut harta? Mungkin tak terhitung lagi jumlahnya. Ketika manusia mementingkan hawa nafsunya, seringkali tidak lagi memperhitungkan persaudaraan. Yang penting keinginanku terpuaskan. Firman hari ini mengingatkan bahwa hawa nafsu mendatangkan pertengkaran. ”Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?” (Yakobus 4:1).
Orang yang memanjakan hawa nafsunya adalah orang yang bersahabat dengan dunia. Karena pikirnya dunia ini dapat memenuhi segala keinginannya. Oleh karena itu apa pun caranya akan dilakukan untuk mendapatkan kesenangan dunia itu. Yakobus mengingatkan bahwa orang yang bersahabat dengan dunia ini, ia akan menjadi musuh Allah (Yak.4:4). Bagaimana dengan kita? Apakah mau menjadi sahabat Allah atau lebih memilih dunia ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar