Selasa, 22 November 2011

IRI TANDA TAK MAMPU


Bagaimana perasaan Anda apabila teman Anda mendapat hadiah undian dari bank sebuah mobil Mercedes Benz seri terbaru yang harganya miliaran rupiah? Dulu, Andalah yang mengajurkan kepadanya untuk menabung di bank itu, bahkan Anda sendiri sudah lama menjadi nasabah sambil mengharapkan hadiah itu. Ikut senangkah? Atau ada perasaan yang tidak nyaman menggelitik? Perasaan it terus mengusik, lalu Anda menyesal mengapa dulu aku menyarankan kepadanya untuk menjadi nasabah bank itu? Mengapa bukan aku yang memenangkan hadiah itu? Anda mulai gelisah dan sulit tidur. Hati-hatilah! Virus iri hati mulai merasuk. Perlahan tapi pasti dan bisa menggerogoti kedamaian Anda. Amsal mengingatkan bahwa iri hati dapat membusukkan tulang (Amsal 14:30). Artinya, bukan saja merusak mentalitas kita melainkan dapat berdampak pada kesehatan kita.

Virus iri hati dapat merasuki siapa saja, tanpa pandang bulu. Ia bias merasuki seorang karyawan, direktur, pengusaha, politikus, negarawan bahkan rohaniwan sekalipun. Iri tanda tak mampu!  Kalimat yang sering kita dengar bahkan menjadikannya sebagai bahan kelakar. Benarkan iri hati merupakan manifestasi ketidak mampuan seeorang? Kalau benar ketidakmampuan dalam hal apa? Pada dasarnya orang yang dikuasai oleh iri hati merupakan orang yang tidak mampu untuk: 1) Menerima diri sendiri apa adanya. 2) Bersyukur kepada Tuhan, Sang Pencipta dan Pemberi. 3) Mengelola potensi diri yang Tuhan berikan kepadanya agar bertumbuh kembang.  4) Menerima keberadaan orang lain yang lebih dari dirinya. 5) Bekerjasama dan membangun bersama.

Bagaimana mengatasinya?

Telusuri apa penyebab iri hati itu. Penyebab iri hati tidaklah jauh dari lima poin di atas. Dalam diri seseorang yang diliputi perasaan iri hati bisa disebabkan satu atau gabungan dari beberapa sebab. Oleh sebab itu mengatasinya adalah dengan:

1.    Mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Menerimanya dan berdamai dengan itu, yakini bahwa Tuhan menciptakan kita dengan yang terbaik untuk kita menurut sudut pandang-Nya. Dia menciptakan kita hampir sama seperti diri-Nya (Mazmur 8:6).

2.    Setelah mengenal dan menerima potensi diri, kita akan dapat bersyukur kepada Tuhan karena Dialah Sang Pemberi talenta. Dia memberikan talenta itu menurut kesanggupan setiap orang, jadi jika ada yang diberi lebih dari kita, janganlah iri (Matius 25:15).


3.    Anda adalah diri Anda, jangan ingin jadi orang lain. Belajar dari proses keberhasilan orang lain adalah baik. Namun, jauh lebih baik mengembangkan talenta yang Tuhan percayakan kepada Anda (Matius 25:16-17) dan jangan sekali-kali memendamnya (Matius 25:18)

4.  Jika ada orang yang lebih berhasil, lebih kaya, lebih pandai, lebih cakep, jangan marah apalagi menyimpan dengki. Rayakan dan bersukacitalah. Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita (Roma 12:15a)


5. Tuhan memberikan kepada kita talenta yang berbeda, itu semua merupakan kekayaan untuk pembangunan bersama bukan sebaliknya saling iri dan menjadi bahan perpecahan. Di dalam Kristus kita adalah anggota-anggota Tubuh-Nya, untuk itu bekrjasamalah (1 Korintus 12:12-31).

Hidup kita akan merasakan damai sejahtera bila kita dapat menyukuri anugerah Tuhan, berkarya bagi-Nya dengan apa yang Tuhan percayakan kepada kita sambil menjaga hati agar tetap bersih terbebas dari perasaan iri dan dengki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar