Melihat kepandaian dan kebolehan orang lain sering kita berdecak kagum. Bahkan sangat mungkin kita ingin menjadi seperti orang itu. Keinginan itu wajar. Ada banyak orang termotivasi oleh keberhasilan orang lain. Namun, ada juga sisi negatifnya. Karena terpesona dengan kehebatan orang lain maka kita cenderung lupa akan potensi diri sendiri.
Ada seorang mahasiswa datang mendekati seorang filsuf dan ilmuwan kesohor Perancis, Blaise Pascal dan mengatakan, “Seandainya saya memiliki otak seperti Anda, pasti saya akan menjadi seorang yang pintar.” Sang filsuf sangat kagum akan kedalaman ungkapan mahasiswanya itu. Ia merenung sejenak dan menjawab dengan bijaksana, “Hai anak muda, jadilah orang pintar, pasti engkau memiliki otak seperti saya!”
Timotius adalah anak didik Paulus. Paulus menyiapkannya agar Timotius mampu menjadi pemimpin jemaat yang andal. Namun, tampaknya Timotius minder manakala berhadapan dengan jemaat. Usianya masih muda, dan ia melihat banyak orang pandai di sekitarnya. Namun, untunglah Timotius mempunyai seorang bapak rohani yang baik. Paulus mengingatkannya agar tidak usah malu dan minder dengan usia yang masih muda. Timotius dapat menunjukkannya dengan teladan iman. Di samping itu Paulus mengingatkan agar Timotius tidak lalai untuk mempergunakan potensi diri yang telah dikaruniakan Tuhan kepadanya.
Tuhan telah menganugrahi potensi kepada setiap kita, gali dan latihlah terus untuk kemulian-Nya!
Mengagumi kehebatan orang lain adalah hal yang wajar. Menjadi tidak wajar apabila potensi diri malah dipendam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar