Minggu, 03 Juli 2011

SERAKAH MEMBAWA PETAKA


“Bangunlah, pergilah menemui Ahab, raja Israel yang di Samaria. Ia telah pergi ke kebun anggur Nabot untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.”(I Raja-raja 21:18)

Wolas Krenak pernah bercerita demikian: Pada jam pelajaran Ilmu bumi di sebuah sekolah di Papua, seorang murid bernama Titus menanyakan kepada gurunya, mengenai benda-benda langit seperti bintang, bulan, planet dan matahari. “Pak Guru, tadi Bapak menjelaskan bahwa bulan dan planet-planet termasuk planet bumi diterangi oleh matahari. Mengapa planet dan bintang-bintang lebih banyak sedangkan mataharinya cuma satu?”

Pak guru rupanya tidak siap menerima pertanyaan seperti itu. Agar muridnya tidak dikecewakan ia menjawab, “Titus, coba bayangkan, mataharinya Cuma satu saja, kita orang Papua sudah hitam begini. Bagaimana jadinya kita kalau mataharinya dua?”

Secara spontan para siswa di kelas itu menjawab, “Hanguuuusss!” Titus tidak melanjutkan pertanyaannya lagi. Ia mengangguk-angguk tanda setuju dengan jawaban gurunya.

Apa hubungannya cerita Krenak dengan raja Ahab. Cerita Krenak berbicara tentang kepolosan Titus yang menurut idealnya matahari bisa lebih dari satu. Sering kali manusia berpikir kalau banyak itu lebih baik. Manusia tidak pernah cukup dan puas. Coba saja lihat doa-doa kita hampir pasti memohon berkat dan merasa belum cukup dengan berkat yang ada. Ahab juga demikian, ia belum puas dengan memiliki istana dan tanah yang banyak. Tega-teganya ia merebut kebun Nabot dengan cara yang keji. Hati-hati ketamakan dapat membawa celaka!

Nanang, WASIAT, edisi Juli 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar