“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:2)
Seorang anggota jemaat yang berjualan alat tulis di Pasar Pagi Mangga Dua, mengeluh karena nyaris dagangannya tidak ada yang beli. Sambil melihat kios kiri-kanannya yang dipadati pembeli, ia berkata, “Terang saja mereka laku, sebab dapat menjual barang lebih murah!” Saya menyahut, “Mengapa bisa demikian?”“Ya, karena mereka dapat barang dari agen tidak resmi, dan tidak bayar pajak. Apakah saya harus ikut cara mereka biar bisa bertahan jualan di sini?” Jawabnya sambil menghela nafas dalam-dalam.
Itu salah satu contoh saja dari kerasnya persaingan di dunia bisnis. Saya yakin Anda dapat menyajikan contoh yang lebih dasyat lagi. Dunia menawarkan cara-caranya sendiri agar dapat membuat orang sukses dan cepat kaya. Namun, Paulus mengingatkan kepada kita bahwa menjadi murid Yesus itu harus berubah, tidak sama dengan dunia ini. Menjadi murid Yesus tidak lagi dapat menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan. Lantas orang berpikir, kalau demikian pasti tidak bertahan mengarungi arus dunia ini. Tokonya akan segera tutup.
Namun, kenyataannya tidak demikian. Ada banyak orang yang berbisnis dengan jujur tetap dipelihara Tuhan bahkan dalam kondisi seperti itu ia dapat menjadi kesaksian. Berubah oleh pembaruan budi artinya kita bersedia merubah pardigma. Jadi tanamkanlah dalam diri kita bahwa siapa yang hidup di dalam Tuhan pasti ia dipelihara Tuhan.
Nanang, WASIAT, edisi Juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar