“Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.” (Ibrani 12:11)
Alkisah tentang kerang mutiara, kerang kecil menangis saat butiran pasir masuk ke dalam cangkangnya. Merasa betapa sakit pasir-pasir melukai dan menyesakkan tubuh mungil dalam cangkang. Maka kerang kecil menanggis dan menjerit, “Duh, ibu sakit nian pasir-pasir ini. Perih sekali ibu…..”. Rintihan ini tak pernah berhenti beriring derai air mata yang terus mengalir.
“Sabarlah anakku, kuatkanlah dirimu pasti kelak derita yang engkau alami berbuah manis!”, hibur sang ibu. Tak semua anak kerang bisa melakukan dan terpilih, pasti ada yang tersisih. Waktupun menjawab. Cangkang kerang terus membuka dan menutup. Dengan perjuangan dan air mata kerang kecil membungkus pasir-pasir itu agar tak lari. Disimpannya ia dalam cangkang, dileburnya rasa sakit dalam paduan kesabaran.
Di pengujung waktu. Manusia akan mengambil kerang-kerang itu. Seleksi terjadi. Kerang berisi pasir dipisah. Kerang biasa terpilah. Kerang berpasir dipoles mewujud menjadi mutiara. Sementara kerang biasa direbus sebagai menu makanan. Mutiara dipajang ditempat berkelas. Ditaruh ditempat terhormat. Sementara kerang rebus dipajang dipinggir jalan.
Jika saat ini Anda sedang menghadapi kesulitan hidup pandanglah hal itu sebagai sarana Tuhan membentuk Anda menjadi manusia yang berharga di hadapan-Nya. Ibrani 12:7 menegaskan bahwa anak-anak Tuhan akan mengalami tempaan dari-Nya. Ibarat kerang mutiara, Allah sedang membuat Anda menjadi mulia.
Nanang, WASIAT, edisi Juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar