“Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong.” (Kejadian 45:7)
Ibu Unah berteriak histeris ketika vonis atas adik tirinya dibacakan sang hakim yang memimpin sidang. Histeris karena vonis lima belas tahun penjara dipandangnya terlalu ringan untuk kejahatan yang dilakukan sang adik tiri yang telah memerkosa dan membunuh anaknya. Ibu Unah menginginkan hukuman mati! Umumnya setiap orang mempunyai naluri untuk membalaskan dendam dan sakit hatinya.
Yusuf, salah seorang anak Yakub. Ia merupakan anak yang paling dikasihi ayahnya. Perlakuannya diistimewakan, jubah maha indah hanya diberikan pada Yusuf. Tanpa sadar sang ayah menanamkan bibit-bibit kebencian dan iri hati pada anak-anak yang lain. Puncaknya mereka merencanakan pembunuhan terhadap Yusuf, beruntunglah ada Ruben, sang kakak yang bersikap lebih lunak dan menawarkan agar si adik dilemparkan saja ke dalam sumur. Tidak puas dengan itu, kakak yang lain, Yehuda mengusulkan agar si tukang mimpi ini dijual saja! (Kejadian 37:12-36)
Tanpa diduga, si adik, yang begitu dibenci akhirnya menjadi orang yang berkuasa di Mesir. Kini mereka kelaparan dan memcari makanan ke Mesir. Saat itulah sebenarnya jika mau, Yusuf dapat membalas dendam tapi ia tidak melakukannya. Yusuf melihat dalam kebencian saudara-saudaranya ada rencana Tuhan untuk memelihara kehidupan. Bagaimana dengan kita? Apakah di balik perlakuan yang menyakitkan dari orang-orang di sekeliling kita, kita mampu melihat rencana-Nya. Jangan biarkan kebencian membutakan nurani kita!
Nanang, WASIAT, edisi Juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar