Minggu, 03 Juli 2011

CARA PANDANG


“Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan,….namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam TUHAN yang menyelamatkan aku.” (Habakuk 3:17,18)

Hanya ada dua mobil yang mengikuti pertandingan balap mobil yang diadakan di Moskow. Sebuah mobil Ford buatan Amerika dan yang lain mobil Moskvich buatan Rusia. Mobil Ford menang dengan mudah. Keesokan harinya, tnpa menyebutkan jumlah mobil yang bertanding, Pravda melaporkan: “Mobil Moskvich Soviet berada di tempat kedua sedangkan mobil Amerika berada di depan mobil yang terakhir.”

Cara pandang manusia pastinya satu dengan yang lain berbeda. Perbedaan itu sebagai dampak dari pemahamannya pada apa yang bernilai baginya. Jika seseorang memandang kekayaan adalah sesuatu yang paling utama dalam hidupnya maka kehilangan kekayaan akan menjadi bencana baginya. Namun, kalau keselamatan jiwa yang diutamakan maka kehilangan harta benda tidak terlalu menyakitkan.

Semula cara pandang Habakuk sama seperti kebanyakan orang Israel lainnya. Akibatnya keluh-kesah bahkan menggugat dan menyalahkan Tuhan pun terjadi. Namun, syukurlah Habakuk sabar menantikan jawaban Tuhan, maka sekarang ia dapat mengatakan kehilangan harta benda apa pun tidak mengalanginya untuk mengucap syukur bahkan beria-ria. Apa yang menyebakannya mampu bersikap seperti itu? Cara pandangnya! Sekarang ia mengarahkannya kepada Tuhan yang telah memberi keselamatan kepadanya. Bagaimana sekarang dengan cara pandang Anda? Apakah kesuksesan, harta benda, kedudukan merupakan hal yang utama atau  yang diutamakan? Ataukah ada yang lebih utama lagi?

Nanang, WASIAT, edisi Juli 2011




Tidak ada komentar:

Posting Komentar