“Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan,…”
(Ulangan 30:15)
Lex dura sed tamen scripta. Begitulah adagium ilmu hukum, yang menegaskan, hukum itu memang kejam, kaku, dan keras. Namun, begitulah adanya hukum, yang di satu sisi bersifat memaksa tetapi di sisi lain menjanjikan kenyamanan bagi yang mematuhinya.
Hukum seolah tampa kompromi, siapa pun, harus menaatinya. Tuhan, melalui Musa telah memberikan hukum-hukum-Nya yang dikenal dengan Taurat kepada umat-Nya. Di satu sisi perintah itu terkesan memaksa. Jika seseorang tidak menaatinya maka kematianlah yang menjadi bagiannya. Namun, di pihak lain jika umat itu setia melakukannya maka akan memeroleh kehidupan. Musa menjelang akhir hidupnya mengingatkan kepada bangsa Israel untuk mengingat dan melakukan perintah Tuhan ini.
Bagi orang yang tidak mengenal dan mengasihi Allah akan menafsirkan perintah-perintah Allah ini akan memersulit kehidupan. Membatasi kesenangan dan kenikmatan. Bayangkan yang dilarang itu justeru yang enak-enak. Tidak boleh ini dan itu. Namun, bagi orang yang mengenal dan mengasihi Allah akan melihatnya bahwa Allah begitu baik sehingga Dia memberikan perintah-perintah-Nya agar tidak mencelakakan diri sendiri dan orang lain. Nah, sekarang bagaimana dengan Anda? Apakah dengan menjalankan perintah-perintah Tuhan Anda menilainya bahwa Tuhan itu bersifat kaku dan memaksa, atau justeru di sana Anda melihat kasih-Nya?
Nanang, WASIAT, edisi Juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar