“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata,
akan menuai dengan sorak-sorai”
(Mazmur 126:4)
Pernahkan Anda memerhatikan seorang penggarap sawah atau tukang bangunan ketika mereka beristirahat makan siang? Jelas, menunya tidak semewah dan selengkap kalangan eksekutif yang bekerja di gedung-gedung mentereng. Coba Anda perhatikan dan bandingkan menu ikan asin ditambah lalapan dan sambel alakadarnya, disantap di ruang terbuka ditemani semeriwingnya angin dan terik matahari dengan steak, burger, banana split dan sebangsanya di meja makan dalam ruangan berpendingin. Banyak orang mengira yang kedualah yang membuat orang merasa nikmat. Tapi pengalaman saya tidak demikian. Kenikmatan dan rasa syukur tampak lebih tergambar pada wajah-wajah orang-orang sederhana ini.
Buruh tani, tukang bangunan dan kuli panggul adalah orang-orang sederhana. Mereka sadar betul bahwa setiap keringat yang menetes keluar dari tubuhnya itulah yang menghidupi mereka dan keluarganya. Mereka menikmati hidup! Namun, ada banyak orang yang tampaknya “kaya” segalanya tersedia asalkan mau tidak dapat merasakan nikmatnya makanan dan hidup ini.
Pemazmur berbagi dengan kita, bahwa setiap orang yang menabur dengan mencucurkan air mata. Atinya setiap orang yang berusaha bekerja keras untuk hidupnya, pastilah Tuhan memberikan kepada mereka kegembiraan. Lain halnya ketika Anda tidak bekerja dan tiba-tiba dapat uang banyak, Anda bingung mau apa dengan uang itu.Kegembiraan yang diperoleh pastilah hanya sesaat.
Nanang, WASIAT, edisi Juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar