“Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: “Penindasan!” tetapi tidak Kautolong?”
(Habakuk1:2)
“Jangan membayar pajak!” Imbauan itu marak di jejaring sosial face book dan berbagai media masa setelah berbagai kasus penggelapan pajak oleh aparatnya sendiri terungkap. Ajakan untuk tidak membayar pajak itu muncul sebagai ungkapan kejengkelan masyarakat atas perilaku oknum aparat pemerintah yang terus memperkaya diri dengan memanfaatkan jabatannya. Ada ketidakadilan tengah dibawa ke ruang publik. Pejabat yang seharusnya menegakkan hukum, malah menggunakan celah hukum dan wewenangnya untuk kepentingan sendiri.
Ada berbagai cara orang melawan ketidakadilan. Ada yang memerotes, berteriak, unjuk rasa, melakukan perlawanan fisik, namun ada juga yang mengadu kepada Tuhan bahkan tak segan-segan menggugat Tuhan.Nabi Habakuk berteriak kepada Allah karena ia melihat di sekitarnya banyak praktek penganiayaan, ketidakadilan dan pelanggaran atas hukum. Itu semua menyebabkan banyak penderitaan khususnya bagi rakyat jelata. Mengapa Tuhan seolah tak peduli.
Habakuk sama dengan kita ketika menghadapi kesulitan hidup. Kita juga berteriak dan protes pada Tuhan serta menuduh-Nya bersikap tidak adil. Seringkali kita berhenti dengan protes dan mengeluh bahkan meninggalakan Tuhan, sedangkan Habakuk bersedia menanti jawaban Tuhan. Manakala ketidakadilan menerpa, jangan menyerah, berjuang terus di jalan Tuhan dan mengerjakan kehendak-Nya, maka kelak Anda akan tahu betapa adilnya Tuhan itu.
Nanang, WASIAT edisi Juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar