Kamis, 04 Juli 2024

KETEGUHAN SEORANG PEMBAWA PESAN

Stanisla Wawrinka untuk pertama kalinya memenangkan Australian Open, kejuaraan Grand Slam pada 2014. Tentu saja bangga! Tanpa diduga ada seorang wartawan olahraga yang jeli memerhatikan tato di bagian dalam lengan kirinya. Tato itu sebuah quote yang berasal dari Worstward Ho, sebuah film parodi populer tahun 1983 yang ditulis oleh Samuel Beckett, seorang tokoh postmodern suram yang biasanya tidak memiliki kata-kata inspirasional: “Pernah berusaha. Pernah gagal. Tidak masalah. Coba lagi. Gagal lagi. Gagal secara lebih baik.”

 

Benar apa yang dikatakan Samuel Beckett nyatanya setiap kesuksesan di belakangnya pasti ada kegagalan. Mustahil bisa sukses tanpa kegagalan. Sebut saja Thomas Edison, penemu paling produktif di dunia. Ketika ia meninggal pada 1931, ia memiliki total 2.332 paten di seluruh dunia, 1.093-nya berada di Amerika Serikat. Kesuksesan yang banyak ini ditemani oleh ribuan eksperimen yang gagal. Namun menariknya, Edison tidak mau menyebutnya sebagai kegagalan. “Bukan gagal, melainkan hanya menemukan 10.000 cara yang tidak berhasil. “Sering kali kegagalan dalam hidup, adalah orang-orang yang tidak menyadari seberapa dekatnya mereka pada kesuksesan ketika mereka menyerah.” Demikian salah satu kata-kata terkenalnya.

 

Hal menarik juga terjadi pada Abraham Lincoln. Warren Bennis, adalah orang yang mempelajari kehidupan para pemimpin hebat. Lincoln dalam catatannya adalah orang yang gagal beberapa kali dalam berbisnis. Ia pernah mengalami gangguan syaraf pada usia 27 tahun, dan kalah dalam pemilihan jabatan politik sebanyak 8 kali, semua terjadi sebelum dia menjadi salah seorang presiden Amerika Serikat yang terkemuka. 

 

Sampai pada pasal 6 Injil Markus, Yesus telah banyak melakukan pengajaran dan pelbagai macam mukjizat. Tentu, sebagian besar dari kita melihatnya sebagai sosok fenomenal pada zamannya dengan sederet keberhasilan. Ia berhasil melewati pencobaan di padang gurun. Penampilannya membuat setan dan antek-anteknya kalang kabut, pelbagai penyakit dan kelemahan manusia dipulihkan-Nya, bahkan badai topan takluk kepada-Nya. Namun, jangan lupa di balik semua yang hebat itu ternyata ada banyak tantangan yang di hadapi-Nya. Kehadiran Yesus menjadi seteru bagi para ahli Taurat dan orang Farisi yang gemar bersembunyi di balik otoritas Taurat. Pelbagai cara dilakukan untuk menghentikan langkah-Nya. Mulai dari pelanggaran hukum Sabat sampai hujat kepada Allah. Mulai dari hasutan berita bohong sampai tuduhan bersekongkoldengan penghulu setan.

 

Kini di Nazaret, kampung halaman-Nya sendiri Ia ditolak. Meski pada mulanya para pendengar dan semua orang yang menyaksikan kiprah-Nya membenarkan dan kagum. Namun, setelah mereka tahu latar belakang dan kehidupan orangtua-Nya, mereka menolak dan menyangkal! Ditolak, apalagi oleh orang-orang dekat, merupakan pukulan hebat. Namun Yesus bergeming. Sekalipun telah ditolak, Yesus tidak kehilangan semangat. Satu kali penolakan tidak cukup untuk mematahkan semangat-Nya, bahkan nantinya Ia akan menghadapi penolakan yang makin intens dan makin sadis! Ia tahu dengan pasti untuk apa diri-Nya hadir: Untuk menyatakan bahwa Kerajaan Allah telah datang! Bagi-Nya, penolakan bukanlah derita batin yang harus ditangisi. Ia memakainya sebagai contoh nyata sebuah pengajaran untuk para murid yang hendak diutus-Nya.

 

Pengajaran-Nya terasa relevan dan membumi oleh karena Yesus tidak sekedar berucap, melainkan memperagakan. Perjalanan pemberitaan Injil Kerajaan Allah telah banyak menolong orang yang berjumpa dengan Yesus dalam segala kerapuhan mereka. Tetapi pada pihak lain telah mengajarkan begitu banyak nilai yang dapat disaksikan oleh para murid, khususnya ketika mereka menyaksikan segala ketidakmudahan dalam memberitakan Injil.

 

Yesus mau melibatkan para murid oleh karena begitu banyak tuaian yang harus digarap. Yesus tidak dapat mengunjungi semua tempat sendirian. Para murid dipanggil untuk tugas yang sama seperti yang Yesus kerjakan. Mereka harus mengambil bagian dalam misi Yesus mewartakan datang-Nya Kerajaan Allah. Sebagai orang-orang yang diamanatkan menyampaikan pesan, maka mereka harus tangguh dan tidak mudah goyah seperti Yesus sendiri tetap teguh!

 

Setelah sekian lama mengikut Yesus, mereka hidup dan bergumul bersama-sama. Mereka melihat dan menyaksikan karya-Nya, mendengar, merasakan. Pendek kata sekian lama mereka bersentuhan langsung dengan Yesus, kini tiba saatnya bagi mereka untuk mengambil bagian dalam tugas perutusan Yesus. Sebagaimana Yesus memberitakan datangnya Kerajaan Allah itu dengan mengusir setan, menyembuhkan sakit penyakit dan memulihkan kelemahan manusia, Yesus pun memberi kuasa kepada mereka untuk dapat melakukannya. Ia memberi kuasa atas roh-roh jahat untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah telah hadir dalam dunia ini.

 

Sebagaimana dilakukan oleh diri-Nya, Yesus meminta agar para murid-Nya tidak merepotkan diri dengan perbekalan fisik, seperti uang, makanan, dan pakaian cadangan. Bukan tidak perlu, namun mereka harus fokus pada apa yang harus mereka kerjakan, bukan khawatir dengan urusan-urusan fisik yang sebenarnya telah Allah cukupkan. Kecukupan itu berupa baju dan alas kaki serta tongkat. Mereka tidak perlu merepotkan diri dengan semua materi yang pada umumnya dicari semua orang. Mengapa? Ya, supaya seluruh perhatian mereka hanya tertuju pada pemberitaan Injil Kerajaan Allah!

 

Pada kenyataannya benar, lihatlah banyak orang yang merasa terpanggil untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah dan mereka masih mengkhawatirkan pemeliharaan Allah. Akibatnya, pemberitaan pesan ilahi itu tergeser oleh kepentingan-kepentingan duniawi. Pelbagai dalil dan ayat dapat menjadi pembenaran dari teralihnya fokus ini. Materi, kekuasaan dan hidup mewah melebihi rata-rata kawanan domba yang dipercayakan Allah telah menjadi daya alih yang menimbulkan kecemburuan sosial dan batu sandungan!

 

Yesus juga berpesan kepada mereka tentang apa yang harus dilakukan jika mereka datang ke suatu tempat. Jika mereka diterima dalam suatu rumah, mereka harus tinggal dan tentu saja di sana mereka harus mengajarkan apa yang dipesankan Sang Guru, sampai waktunya mereka harus meninggalkan rumah itu. Mereka tidak boleh menetap sebab bisa saja mereka terlena dan melekat di tempat itu. Banyak orang terlena ketika memberitakan Injil Kerajaan Allah. Pikirnya, setelah sekian lama mereka berhak untuk dapat fasilitas ini dan itu. Lupa bahwa ada yang lebih penting, yakni pesan ilahi tentang Kerajaan Allah!

 

Namun, jika di suatu tempat mereka ditolak, para murid harus segera keluar dari daerah itu dan mengebaskan debu yang melekat di kaki mereka sebagai peringatan bagi orang-orang yang tidak mau percaya kepada mereka. Dalam hal ini Yesus menyadari – seperti diri-Nya yang baru saja ditolak di kampung halaman-Nya sendiri – para murid sangat mungkin mendapat perlakuan yang sama. Ditolak! Sebagai utusan-utusan yang tangguh, mereka telah diberitahu dan kini mereka harus melaksanakan perjalanan misi itu.

 

Apa iya sebagai pengikut Yesus kita harus mengemban misi seperti para murid terdahulu? Jawabnya, “Ya, ini serius dan tidak main-main!” 

“Lalu, bagaimana kami harus hidup dan menghidupi keluarga kami?”

 

Setiap orang yang dalam hatinya terpanggil untuk mengerjakan misi Allah, maka ia harus menanggapinya dengan serius. Tidak memandangnya sebagai tugas panggilan itu sebagai pekerjaan iseng pengisi waktu. Keseriusan itu ditunjukkan dengan fokus utama agar melalui kiprahnya Injil Kerajaan Allah dapat menyentuh banyak orang yang bersentuhan dengannya. Percayalah, segala bentuk kekhawatiranmu akan dijawab Allah sendiri!

 

Lalu, setiap kita yang dipercaya mengemban tugas dalam jangka waktu tertentu, maka pergunakanlah waktu pelayanan itu dengan sebaik-baiknya. Sebagai penatua, pengurus komisi, atau aktivis lainnya, fokuslah untuk mengerjakan bagian kita. Ingatlah, setelah para murid itu diutus, mereka kembali kepada Yesus untuk mengevaluasi setiap bentuk pelayanan yang mereka lakukan.

 

Bagi setiap kita yang memandang dunia ini sebagai ladang pelayanan Tuhan, maka pergunakanlah kesempatan dalam pekerjaan kita sebaik-baiknya. Jangan pernah bermain-main dengan kepercayaan yang Tuhan berikan kepada kita. Sebagai pengajar, mengajarlah dengan sebaik-baiknya. Sebagai penegak hukum, jadikanlah hukum sebagai panglima, jangan fokus pada pendapatan berapa yang saya dapatkan ketika menangani sebuah perkara. Sebagai pengemudi dan kurir, lakukanlah tugas-tugas dengan sebaik-baiknya. Bahkan, seperti apa yang pernah diucapkan oleh Martin Luther King Jr. jika Anda sebagai seorang penyapu jalanan, menyapulah dengan sebersih mungkin sehingga para malaikat Tuhan berdecak kagum atas pekerjaanmu itu!

 

Jakarta, 4 Juli 2024. Minggu Biasa Tahun B 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar