Sulit dibantah bahwa Tiongkok kini merupakan pemimpin ekonomi dunia. Ia bagaikan naga yang baru bangun dari tidur panjangnya. Sepak terjang Tiongkok baik dalam bidang ekonomi, politik dan militer sedikit banyak telah membuat resah negara-negara Barat di bawah pimpinan Amerika Serikat yang selama ini dikenal sebagai negara maju dan pemimpin dunia.
Tiongkok modern dan segala pencapaiannya tidak dapat dipisahkan dari peran salah satu orang hebat, Deng Xiaoping. Pada 1978, Deng memperkenalkan Tiongkok dengan ekonomi pasar bebas. Terbukti dengan kebijakan itu mampu membebaskan ratusan juta orang dari kemiskinan – proyek pembangunan ini paling berhasil sepanjang masa. Tanpa Deng Xiaoping, kita tidak pernah melihat Tiongkok sebesar sekarang!
Benarkah? Matt Ridley, seorang penulis sains melihat raksasa ekonomi Tiongkok dengan cara yang berbeda. Ia menelusuri dan sampai pada kesimpulan: Mengenalkan ekonomi pasar bebas tidak pernah menjadi niat Deng Xiaoping. Hal yang terjadi adalah perkembangan dari bawah. Ceritanya begini: Di satu desa terpencil, Xiaogang ada delapan belas petani yang sedang putus asa. Dalam keputusasaan, mereka membagi lahan milik pemerintah di antara mereka. Masing-masing petani bertanggung jawab mengelola lahan itu. Mereka percaya tindakan kriminal itu dapat membuat lahan cukup produktif untuk memberi makan keluarga mereka.
Kerja keras mereka terbukti. Bahkan, di tahun pertama saja mereka dapat menghasilkan lebih banyak dibandingkan lima tahun sebelumnya jika digabungkan. Hasil panen yang melimpah itu menarik perhatian fungsionaris partai lokal. Lalu, sang fungsionaris partai ini justru menganjurkan agar percobaan itu diperluas ke lahan pertanian yang lainnya. Akhirnya, proposal mereka sampai di tangan Deng Xiaoping yang memutuskan untuk percobaan dilanjutkan dan diperluas. Itulah yang kemudian dikenal dengan kebijakan Household Responsibility System untuk mereformasi system ekonomi Tiongkok. Kebijakan itu berhasil meningkatkan produksi pertanian dan mendorong pertumbuhan ekonomi pedesaan. Petani yang memiliki kontrol lebih besar atas lahan mereka akan bekerja lebih keras untuk meningkatkan hasil panen. Kebijakan ini adalah langkah awal dalam upaya Deng Xiaoping menuju inovasi dan investasi swasta hingga menjadi landasan utama bagi pertumbuhan ekonomi Tiongkok.
Benar Deng Xiaoping merupakan tokoh hebat. Namun, kehebatan Tiongkok tidak dibangun karena keperkasaan Deng Xiaoping! Geliat raksasa ekonomi itu bermula dari pedesaan dan belasan petani di tengah keputusasaan mereka. Mulai dari yang kecil dan tidak dipandang sebelah mata!
“Kerajaan itu seumpama biji sesawi ketika ditaburkan di tanah. Biji itu paling kecil dari segala jenis benih yang ada di bumi. Namun, setelah ditaburkan, benih itu tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala jenis sayuran yang lain…” (Markus 4:31,32). Yesus mengumpamakan Kerajaan Allah seperti biji sesawi. Biji sesawi di kenal pada zaman itu sebagai benih yang paling kecil di antara tanaman sayur yang ada. Tetapi setelah tumbuh biji itu menjadi lebih besar daripada segala jenis sayuran lain. Bahkan tumbuhan ini mengeluarkan cabang-cabang yang besar sehingga naungannya dapat menjadi tempat burung-burung bersarang. Besarnya tanaman ini sangat mengagumkan bila dibandingkan dengan betapa kecilnya biji itu pada waktu ditaburkan.
Pertumbuhan itu sendiri, digambarkan Yesus dalam perumpamaan sebelumnya, yakni tentang benih yang tumbuh (Markus 4:26-29). Benih yang ditaburkan itu bertunas dan tumbuh. Mengenai bagaimana proses benih itu tumbuh dan menjadi besar, sang petani tidak mengetahuinya. Dalam masyarakat kuno, pada umumnya proses dan detail pertumbuhan itu tidak diketahui. Mereka mengira bahwa pertumbuhan itu terjadi ketika mereka tidur. Hal ini wajar. Proses pertumbuhan sebatang tanaman sangat lambat sekali. Di siang hari ketika si petani ada di ladangnya pasti melihat tanamannya beberapa kali, interval melihatnya sangat pendek sehingga tanamannya seolah tidak bertambah besar. Namun, ketika ia tidur dalam durasi beberapa jam, tanaman itu akan terlihat tumbuh secara signifikan. Karena itu mereka mengambil kesimpulan bahwa tanaman tumbuh pada malam hari. Dengan sendirinya bumi menumbuhkan tangkai, bulir, lalu butir-butir pada bulir itu. Bila sudah cukup masak, tanaman itu siap untuk dituai dan penabur itu kini menyabitnya untuk memungut hasilnya.
Pertumbuhan benih itu terjadi tanpa sepengetahuan penaburnya dan tanpa pengaruh penaburnya sama sekali. Pertumbuhan itu terjadi secara rahasia namun pasti dan tidak dapat dihalang-halangi atau sengaja dipercepat. Demikianlah Kerajaan Allah yang hadir di dalam karya Yesus. Orang tidak menyadari dan tidak mengetahui bahwa Kerajaan Allah itu hadir.
Pada pihak lain, Kerajaan Allah itu bukan sebuah peristiwa spektakuler yang tiba-tiba hadir di bumi ini, lalu mengalahkan kuasa dan penguasa yang lalim. Orang Yahudi membayangkan datangnya Kerajaan Allah sebagai sebuah fenomena yang mengagumkan: Mesias datang diiringi oleh bala tentara besar untuk menghancurkan musuh-musuh umat Allah. Maka tidaklah mengherankan Yesus dengan ajaran dan karya-Nya sulit diterima oleh mereka. Kerajaan Allah yang hadir di dalam dan melalui Yesus datang dengan cara yang sederhana dan sama sekali tidak fenomenal. Mesias, Raja dalam Kerajaan Allah itu lahir dari keluarga sederhana, tukang kayu. Mereka orang miskin, jauh dari gemerlapnya kerajaan! Ketika mulai mewartakan datangnya Kerajaan Allah, Ia justru ditolak sampai akhirnya dibunuh dengan cara sadis dan brutal. Seringkali orang membayangkan karya Allah itu selalu fenomenal dan penuh mukjizat dahsyat. Namun, nyatanya Allah justru berkarya dalam banyak hal yang sederhana dan kurang diperhatikan.
Bila Anda merasa orang sederhana, dan minder ketika melihat kehebatan talenta orang lain, justru melalui Anda, Allah ingin menghadirkan Kerajaan-Nya! Bukankah para petani di desa Xiaogang itu semula luput dari perhatian petinggi partai dan penguasa. Namun, siapa sangka justru melalui mereka reformasi ekonomi yang kini menjadi raksasa dunia hadir menguasai setiap sendi kehidupan di dunia ini?
Delapan belas petani di desa Xiaogang itu tekun mengolah tanah, menaburkan benih, menjaga dan memelihara tanamannya. Mereka tidak berpikir perkara-perkara besar, apalagi dahsyat dan fenomenal. Namun, ketekunan mereka justru membuahkan ledakan dahsyat. Anda dan saya dapat melakukannya dengan perkara-perkara yang mungkin terasa kecil dan tidak dipandang sebelah mata. Namun, ketika kita melakukannya dengan kesetiaan dan cinta yang besar maka tidak mustahil Kerajaan Allah itu benar-benar hadir dan dapat dirasakan!
Ketika Anda tekun berdoa, membaca firman Allah dan mulai menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dalam rutinitas kita hingga menjadi kebiasaan. Percayalah akan ada hal baik dan besar yang sedang Anda rajut. Mungkin Anda akan lupa dengan ayat firman Tuhan dan renungan yang telah dibaca setelah beberapa hari. Tidak mengapa! Bukankah kita juga sering lupa kemarin, minggu lalu, atau bulan lalu kita makan apa dan di mana? Namun, makanan itu tetap masuk dan dicerna oleh tubuh kita, menjadi sumber tenaga dan nutrisi yang diperlukan tubuh untuk melakukan aktivitas. Demikian juga dengan firman kehidupan yang nikmati, ia akan menjaga kita untuk tetap bertumbuh dan berada dalam rancangan-Nya!
Jakarta, 12 Juni 2024, Minggu Biasa Tahun B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar