Jumat, 16 November 2018

Berhenti Melayani???

Yohanes 15:13-14

Setiap orang pasti pernah merasa tidak betah lagi dalam kondisi tertentu, baik itu di pekerjaan, sekolah, rumah, pelayanan, lingkungan rumah, bahkan di negara nya sendiri. Tidak sedikit kita melihat orang-orang yang meninggalkan negara ini karena sudah sedemikian tidak betahnya akan ketidak stabilan politik, ekonomi, keamanan, bahkan masalah kemacetan lalulintas. Dalam pekerjaan, kita juga dapat melihat bagaimana rekan sekerja yang suka menjelek jelekan, atasan yang tidak adil, terlalu tidak seimbangnya pekerjaan dengan gaji yang diberikan, dan berbagai kondisi lainnya yang membuat manusia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan mencari pekerjaan yang baru. Banyak lagi contoh contoh yang dapat kita lihat baik itu di dalam sekolah, lngkungan rumah dan bahkan pelayanan atau tembat ibadah.

Tidak sedikit saya jumpai rekan rekan di gereja yang pergi dan beribadah di tempat lain, dan tidak pelak lagi rekan rekan kita dalam beribadah atau pelayanan, semakin hari semakin sedikit. Hal ini banyak sekali alasannya, dari masalah lokasi tempat tinggal (rasanya ini bukan masalah), perasaan di exploitasi sedemikian rupa oleh gereja (memang rasanya ini menjadi hal yang perlu di perhatikan di gereja kita, jika seseorang mau dan bisa, maka tenaga orang tersebut seakan akan di perah sedemikian rupa). Sakit hati terhadap rekan atau sesama pelayan atau jemaat juga seringkali menjadi alasan yang saya temukan , Bahkan tidak sedikit jika seseorang sedang terkena masalah di luar gereja maka yang di salahkan adalah pelayanannya, dan berusaha menjadikan semua itu alasan untuk STOP melayani di gereja,dan tentunya masih banyak lagi alasan-alasan lain yang membuat seseorang merasa ingin men STOP pelayanannya.

Rasanya semua itu wajar wajar saja bagi manusia di dunia ini, tapi kita sebagai pengikut Kristus yang telah percaya bahwa  melalui hidupNya dan penebusanNYA maka kita di janjikan hidup yang kekal dan damai sejahtera dalam hidup kita, dan segala rancangan yang di berikanNya kepada kita adalah rancangan keselamatan, apakah wajar bagi kita untuk keluar begitu saja ?

Mari kita bersama sama merenungkan apa yang terjadi jika :
1.       Ketika Yesus di hianati, Ia meninggalkan misiNya ?
2.       Ketika Yesus disakiti, Ia meninggalkan misiNya ?
3.       Ketika Yesus dihina, Ia meninggalkan misiNya ?
4.       Ketika Yesus merasa pelayanannya terlalu berat, Ia meninggalkan misiNya ?
5.       Ketika Yesus merasa orang orang hanya memanfaatkanNya, Ia meninggalkan misiNya ?
6.       Ketika  Yesus disiksa, Ia meninggalkan misiNya ?
7.       Ketika Yesus mengetahui bahwa Ia harus mengorbankan diriNya, Ia meninggalkan misiNya ?

Apakah kita akan ada seperti kita ada sekarang ? Apakah ada keselamatan bagi kita sekarang ? Apakah kita dapat berdoa langsung kepada Allah sekarang ini ? Apakah ada harapan kehidupan abadi bagi kita sekarang ini ? Apakah kita dapat beriman akan rancangan keselamatan dan damai sejahtera bagi kita dari Allah ?

Marilah kita merenungkan kembali mengapa kita menjalani pelayanan kita ? atas dasar apa kita terus menjalani pelayanan kita ? Apakah ketika kita berhenti melayani Tuhan, maka berkat dari Tuhan akan berhenti begitu saja ? rasanya tidak juga, Tuhan telah terlebih dahulu memberkati kita dan terus mengetuk hati kita dengan berbagai cara agar kita melayaninya, kita tidak pernah menjadi buruh gajian di dalam kerajaan Allah. Lalu untuk apakah kita melayani Tuhan?Bukankah tanpa melayani Tuhan berkat tetap di berikan ?Tahukah anda, bahwa Allah dapat menjadi kan anak anak bagi Abraham dari batu-batu yang berserakan di tanah? Ketika Tuhan berkehendak mengganti kita dengan batu sekalipun maka tidak mustahil  bagiNya untuk melakukan hal tersebut ?

Lalu mengapa Allah terus memberi kita berkat dan terus mengetuk hati kita untuk melayaninya ? Hanya satu hal jawabnya, yaitu karena Allah mengasihi kita. Karena melalui pengajarannya yang akan terus kita dapat melalui pelayanan yang kita jalankan,  kita di persiapkan untuk menghadapi berbagai masalah yang mungkin akan kita hadapi di dunia ini. Melalui pelayanan yang kita jalankan maka kita semakin di perdekatkan dengan diriNya, yang berarti kita akan hidup dengan pengenalan dan kesiapan dan keteguhan yang lebih lagi dari diri kita sebelum menjalani pelayanan yang di mintaNya. Jadi walau pun terlihat kita melakukan berbagai pelayanan bagi orang lain bahkan bagi orang orang yang mungkin sama sekali tidak menghargai pelayanan kita, sebenarnya  semua itu diperuntukan bagi kita sendiri.

Jadi atas dasar apakah kita melayani ? rasanya Cuma satu jawabannya. Yaitu sebagai ungkapan syukur kita atas kasih Allah yang begitu besar bagi kita yang sungguh tidak layak mendapatkan kasihNya.
 
Bahkan karena begitu besar kasihnya kepada dunia ini Ia bahkan mengorbankan Anaknya yang Tunggal bagi dunia ini. Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar