Yohanes 15:13-14
Setiap orang pasti pernah merasa tidak betah lagi dalam kondisi tertentu,
baik itu di pekerjaan, sekolah, rumah, pelayanan, lingkungan rumah, bahkan di
negara nya sendiri. Tidak sedikit kita melihat orang-orang yang meninggalkan
negara ini karena sudah sedemikian tidak betahnya akan ketidak stabilan
politik, ekonomi, keamanan, bahkan masalah kemacetan lalulintas. Dalam
pekerjaan, kita juga dapat melihat bagaimana rekan sekerja yang suka menjelek
jelekan, atasan yang tidak adil, terlalu tidak seimbangnya pekerjaan dengan
gaji yang diberikan, dan berbagai kondisi lainnya yang membuat manusia
memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan mencari pekerjaan yang baru.
Banyak lagi contoh contoh yang dapat kita lihat baik itu di dalam sekolah,
lngkungan rumah dan bahkan pelayanan atau tembat ibadah.
Tidak sedikit saya jumpai rekan rekan di gereja yang pergi dan beribadah di
tempat lain, dan tidak pelak lagi rekan rekan kita dalam beribadah atau
pelayanan, semakin hari semakin sedikit. Hal ini banyak sekali alasannya, dari
masalah lokasi tempat tinggal (rasanya ini bukan masalah), perasaan di
exploitasi sedemikian rupa oleh gereja (memang rasanya ini menjadi hal yang
perlu di perhatikan di gereja kita, jika seseorang mau dan bisa, maka tenaga
orang tersebut seakan akan di perah sedemikian rupa). Sakit hati terhadap rekan
atau sesama pelayan atau jemaat juga seringkali menjadi alasan yang saya
temukan , Bahkan tidak sedikit jika seseorang sedang terkena masalah di luar
gereja maka yang di salahkan adalah pelayanannya, dan berusaha menjadikan semua
itu alasan untuk STOP melayani di gereja,dan tentunya masih banyak lagi
alasan-alasan lain yang membuat seseorang merasa ingin men STOP pelayanannya.
Rasanya semua itu wajar wajar saja bagi manusia di dunia ini, tapi kita
sebagai pengikut Kristus yang telah percaya bahwa melalui hidupNya dan penebusanNYA maka kita
di janjikan hidup yang kekal dan damai sejahtera dalam hidup kita, dan segala
rancangan yang di berikanNya kepada kita adalah rancangan keselamatan, apakah
wajar bagi kita untuk keluar begitu saja ?
Mari kita bersama sama merenungkan
apa yang terjadi jika :
1. Ketika Yesus di hianati, Ia meninggalkan misiNya ?
2. Ketika Yesus disakiti, Ia meninggalkan misiNya ?
3. Ketika Yesus dihina, Ia meninggalkan misiNya ?
4. Ketika Yesus merasa pelayanannya terlalu berat, Ia
meninggalkan misiNya ?
5. Ketika Yesus merasa orang orang hanya
memanfaatkanNya, Ia meninggalkan misiNya ?
6. Ketika
Yesus disiksa, Ia meninggalkan misiNya ?
7. Ketika Yesus mengetahui bahwa Ia harus
mengorbankan diriNya, Ia meninggalkan misiNya ?
Apakah kita akan ada seperti kita ada sekarang ? Apakah ada keselamatan
bagi kita sekarang ? Apakah kita dapat berdoa langsung kepada Allah sekarang
ini ? Apakah ada harapan kehidupan abadi bagi kita sekarang ini ? Apakah kita
dapat beriman akan rancangan keselamatan dan damai sejahtera bagi kita dari
Allah ?
Marilah kita merenungkan kembali mengapa kita menjalani pelayanan kita ?
atas dasar apa kita terus menjalani pelayanan kita ? Apakah ketika kita
berhenti melayani Tuhan, maka berkat dari Tuhan akan berhenti begitu saja ?
rasanya tidak juga, Tuhan telah terlebih dahulu memberkati kita dan terus
mengetuk hati kita dengan berbagai cara agar kita melayaninya, kita tidak
pernah menjadi buruh gajian di dalam kerajaan Allah. Lalu untuk apakah kita
melayani Tuhan?Bukankah tanpa melayani Tuhan berkat tetap di berikan ?Tahukah
anda, bahwa Allah dapat menjadi kan
anak anak bagi Abraham dari batu-batu yang berserakan di tanah? Ketika Tuhan
berkehendak mengganti kita dengan batu sekalipun maka tidak mustahil bagiNya untuk melakukan hal tersebut ?
Lalu mengapa Allah terus memberi kita berkat dan terus mengetuk hati kita
untuk melayaninya ? Hanya satu hal jawabnya, yaitu karena Allah mengasihi kita.
Karena melalui pengajarannya yang akan terus kita dapat melalui pelayanan yang
kita jalankan, kita di persiapkan untuk
menghadapi berbagai masalah yang mungkin akan kita hadapi di dunia ini. Melalui
pelayanan yang kita jalankan maka kita semakin di perdekatkan dengan diriNya,
yang berarti kita akan hidup dengan pengenalan dan kesiapan dan keteguhan yang
lebih lagi dari diri kita sebelum menjalani pelayanan yang di mintaNya. Jadi
walau pun terlihat kita melakukan berbagai pelayanan bagi orang lain bahkan
bagi orang orang yang mungkin sama sekali tidak menghargai pelayanan kita,
sebenarnya semua itu diperuntukan bagi
kita sendiri.
Jadi atas dasar apakah kita melayani ? rasanya Cuma satu jawabannya. Yaitu
sebagai ungkapan syukur kita atas kasih Allah yang begitu besar bagi kita yang
sungguh tidak layak mendapatkan kasihNya.
Bahkan karena begitu besar kasihnya kepada dunia ini Ia bahkan mengorbankan Anaknya yang Tunggal bagi dunia ini. Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar