Kaisarea Filipi, dulu kota ini
terletak di sebelah timur laut lereng Gunung Hermon. Nama sebenarnya adalah
Banias. Banias didirikan oleh Ptolomeus sebagai pusat penyembahan dewa Pan.
Kota yang berada di kaki gunung Hermon ini memiliki tebing besar yang diberi
nama "Gunung Batu Para Dewa"
di situ terdapat kuil pemujaan Pan dan dewa-dewa lainnya. Di tengah
tebing batu terdapat gua besar yang dari dalamnya mengalir air. Gua ini diberi
nama "Pintu Gerbang Hades", karena di tempat inilah diyakini Baal
keluar dari dunia orang mati melalui aliran air menuju ke jagat raya. Kaisarea
di bangun menjadi sebuah "kota" di hilir Sungai Yordan pada sekitar tahun 3 atau 2 SM
oleh Herodes Filipus sebagai penghormatan dan persembahan terhadap Kaisar
Augustus. Kaisarea Filipi, demikian nama yang diberikan Herodes Filipus.
Di Kaisarea inilah Yesus
membawa serta murid-murid-Nya menjauh dari pusat Yudaisme, Yerusalem. Itu
berarti bukan hanya di perbatasan secara geografis, melainkan juga di
perbatasan spiritual, Yesus bertanya tentang jati diri-Nya kepada para murid. Dalam
pertanyaan pertama Ia menanyakan pendapat orang banyak tentang siapa diri-Nya. Besar
kemungkinan, di depan Gunung Batu Para Dewa itulah Ia bertanya, "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
(Matius 16:13). Dalam Injil Matius, sebutan Anak Manusia tidak hanya dipahami
sebagai kata ganti pribadi saja (Aku), tetapi merupakan gelar kristologis penting.
Anak Manusia bukan sekedar gelar nabi. Beta pun besarnya Elia, sehingga
kedatangannya dinantikan pada akhir zaman (17:10), atau nabi Yohanes Pembaptis
yang dikira telah bangkit dari antara orang mati (14:2), gelar Anak Manusia
melebih mereka. Anak Manusia adalah Sang Mesias (ho khristos): Yang Diurapi! Namun, sayangnya dari semua jawaban
tentang identitas Yesus dapat disimpulkan bahwa orang-orang Yahudi tidak cukup
menangkap ajaran dan jati diri Yesus yang sebenarnya sehingga mereka hanya
mengakui Yesus sebatas seorang nabi yang diutus Allah.
"Apa katamu, siapakah Aku ini? Pertanyaan ini menginginkan jawaban
yang bukan ikut-ikutan apa yang dikatakan orang banyak. Sebagaimana biasa
Petrus bereaksi dan memberi jawba, "Engkaulah
Mesias, Anak Allah yang hidup!" Pengakuan Simon ditanggapi Yesus
dengan tiga hal. Pertama, ucapan selamat berbahagia kepada Simon. Dalam
tanggapan ini, meski Yesus tidak secara eksplisit menegaskan bahwa diri-Nya
Mesias, namun jelas Yesus menyatakan bahwa gelar Mesias itu diberikan Allah
kepada-Nya. Simon disebut berbahagia oleh karena pengakuannya bukan buah
pikiran manusia. Simon telah menerima penyataan itu dari Bapa. Tepatlah apa
yang dulu dikatakan Yesus bahwa bukan kepada orang bijak (sebutan yang mengacu
kepada ahli Taurat dan orang Farisi) Bapa menyatakan rahasia Kerajaan Allah,
melainkan kepada orang-orang kecil (Mat.11:25-27), yakni para murid dari latar
belakang orang-orang sederhana bahkan terpinggirkan. Kepada mereka itulah tabir
rahasia ilahi dibuka.
Kedua, atas dasar pernyataan
Simon, Yesus kini memberi gelar Petrus; batu
karang. Sebuah pengakuan yang segera diiringi dengan janji bahwa di atas petra (batu karang) itu Yesus akan
mendirikan jemaat-Nya. Karena didirikan di atas batu karang - dan bukan di atas
pasir - jemaat tidak akan runtuh meskipun dirongrong oleh kuasa maut, harafiah
: pintu gerbang Hades. Kita dapat
membanyangkan pernyataan Yesus ini diucapkan tepat di depan Gunung Batu Para Dewa dan di depan Pintu Gerbang Hades!
"Di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku..."
Apa yang sesungguhnya dimaksudkan Yesus dengan batu karang itu? Banyak energi telah dikeluarkan untuk menjawab
teka-teki batu karang ini. Semula,
orang meragukan apakah Petrus benar-benar layak di sebut "batu
karang", mengapa? Ya, Petrus dinilai kurang stabil (Mat.16:22-23). Tafsiran
abad pertengahan cenderung menegaskan bahwa batu
karang itu tak lain adalah Kristus. Ini didukung oleh pernyataan Paulus
dalam 1 Kor.10:4, "batu karang itu
ialah Kristus". Sebelum itu, kebanyakan para Bapa gereja mengartikan batu karang itu adalah iman. Iman Petrus
dan termasuk di dalamnya iman para penggantinya. Pada zaman reformasi, batu karang identik dengan iman Petrus
dan iman semua orang yang percaya bahwa Yesus adalah Mesias.
Eksegese ekumenis terakhir
sepakat bahwa yang dimaksud batu karang
yang di atasnya Yesus akan mendirikan jemaat-Nya adalah Petrus sendiri (Martin
Harun). Petruslah yang menerima pernyataan dari Yesus, meski benar Petrus
sering telihat tidak stabil khususnya dalam peristiwa salib di mana dia tiga
kali menyangkal Sang Mesias yang diakuinya itu. Namun, faktanya dialah yang
memimpin para murid setelah peristiwa kebangkitan Yesus. Setelah Yesus
memulihkan imannya, Petrus tampil setelah peristiwa Pentakosta. Selanjutnya
setengah dari Kisah Para Rasul berisikan kesaksian Petrus tentang Sang Mesias.
Tak pelak lagi Petrus menjadi orang pertama yang mewartakan Injil kepada orang
Yahudi maupun bukan orang Yahudi!
Pernyataan ketiga Yesus kepada
Petrus adalah tentang janji diberikannya kunci Kerajaan Allah. Banyak orang
menyangkan "kunci" yang dimaksud adalah seperti anak kunci untuk
membuka benar-benar pintu secara rafiah. Apakah begitu? Apakah Surga itu
berpintu seperti pintu kamar atau pintu kantor? Jelas bukan seperti itu. Surga
adalah idiom Yahudi untuk Kerajaan Allah yang diprakarsai oleh Yesus sendiri di
dunia ini. Dalam mewujudkan Kerajaan Allah di bumi ini, Yesus yang kelak akan
bangkit mendelagasikan-Nya kepada Petrus. Hal ini ada kemiripannya dengan
Elyakim yang diserahi kuasa eksekutif dinasti Daud dengan kata-kata, "Aku akan menaruh kunci rumah Daud ke atas
bahunya; apabila ia membuka tidak ada yang dapat menutup; apabila ia menutup,
tidak ada yang dapat membuka" (Yes.22:22). Petrus diberi wewenang
untuk membuka pintu, itu berarti kepadanya diberi mandat untuk menunjukkan
jalan ke dalam Kerajaan Allah. Inilah yang seharusnya dilakukan oleh para imam
dan ahli Taurat. Namun apa lacur, para imam, ahli Taurat dan orang Farisi itu
menutup rapat akses orang mengenal dan merasakan Kerasaan Allah (Mat.23:13,
"Celakalah kamu, hai ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu
menutup pintu-pintu Kerajaan Surga di depan orang,...). Ahli-ahli Taurat
memegang "kuasa kunci"dalam arti bahwa mereka memutuskan apa yang
sesungguhnya menjadi kehendak Allah dalam kitab-kitab suci.
Sebagai gereja, Gereja Kristen
Indonesia (GKI) tentu sadar dan mengimani bahwa ia lahir, hadir, tumbuh kembang
dan berkarya didirikan bukan di atas pasir, melainkan batu karang! Keyakinan ini menuntut konsekuensi. Petra, "batu karang" selalu
dihubungkan dengan Simon Petrus. Ia memiliki pelbagai kelemahan manusia namun
bukan untuk diratapi, melainkan terus-menerus dibarui. GKI juga menyadari
pelbagai kelemahan baik personal maupun lembaga, namun mestinya siap dan mau
terus mengalami pembaruan (tidak serupa dengan dunia ini Roma 12). Bukan untuk
diratapi, disesali dan dicela.
Petrus diberi otoritas
"memegang kunci" Kerajaan Surga", yang semula dipegangi oleh
para gembala Yahudi yang justeru menutupnya rapat-rapat dengan ekslusifisme
mereka. GKI secara spiritualitas meneruskan apa yang dipercayakan kepada
Petrus. GKI harus mampu menunjukkan jalan ke dalam Kerajaan Allah bahkan
seharusnya GKI bukan sekedar menunjuk tetapi melalui persekutuan, pelayanan dan
kesaksian orang merasakan bahwa di sinilah Kerajaan Allah sedang membumi!
Petrus adalah orang pertama yang memberitakan Injil baik kepada orang Yahudi
maupun non Yahudi. Kisah pertobatan Kornelius (Kis.10) sangat fenomenal, Petrus
benar-benar menjadi pembuka kunci agar segala bangsa mengenal dan mengalam
Kerajaan Allah. Sikap ekslusif hanya akan memperpanjang daftar orang-orang yang
tertolak dalam Kerajaan Allah. GKI harus seluas-luasnya membuka diri agar
sebanyak-banyaknya orang merasakan Kerajaan Allah. GKI harus memberi ruang
kepada setiap orang untuk berpartisipasi menghadirkan Kerajaan Allah di bumi
ini! Namun, GKI tetap mempunyai identitas, sebagaimana Yesus bertanya kepada
para murid di depan Gunung Batu Para Dewa dan di depan Pintu Gerbang Hades, GKI
tidak boleh gamang, Yesus adalah Mesias! Selamat Hari Penyatuan GKI ke-29!
Jakarta, 25 Agustus 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar