Adven ke-3/ 2013
Tak pelak lagi Yohanes
Pembaptis adalah sosok nabi yang disiapkan Allah untuk “membuka jalan” bagi
kedatangan Mesias. Dia adalah seorang yang dimaksudkan oleh Yesaya ketika ia
berkata: “Ada suara orang yang
berseru-seru di padang guru: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan
bagi-Nya.” (Matius 3:3). Keberanian Yohanes dalam menyampaikan pesan ilahi
tidak diragukan lagi. Ia berani menunjuk hidung orang Farisi dan Saduki dengan
sebutan “keturunan ular beludak” (Matius 3:7). Tanpa tedeng aling-aling,
Yohanes menegur Raja Herodes yang mengambil Herodias, isteri Filipus,
saudaranya untuk dijadikannya sebagai isteri. Yohanes mengatakan kepada
Herodes, “Tidak halal engkau mengambil
isteri saudaramu!” (Markus 6:18). Dengan pernyataannya inilah di kemudian
hari Yohanes menjadi penghuni bui bahkan harus membayar dengan kepalanya
sendiri.
Pesan utama yang disampaikan
Yahanes Pembaptis adalah pemberitaan tentang kedatangan Mesias (Matius 3).
Mesias akan datang dengan penghakiman. Mesias akan menebang pohon yang tidak
berbuah, Ia akan membakar debu jerami. Maksudnya, ketika Mesias itu datang maka
Ia akan menghakimi setiap orang, bagi si pendosa akan mengalami penghukuman dan
kebinasaan. Karena dasyatnya penghakiman itu maka Yohanes menuntut setiap orang
untuk hidup dalam pertobatan!
Yohanes meyakini dirinya
sebagai orang yang menyiapkan jalan bagi Mesias itu. Kalau saja apa yang
dilakukannya begitu keras untuk menyerukan pertobatan dan menentang para
pendosa, maka sudah pasti Mesias yang akan datang itu harus tampil lebih
dasyat: sebagai hakim yang tidak kenal kompromi, ia akan membakar dan
menghanguskan para pendosa. Dalam diri Yesus, Yohanes menaruh harapan dan
menyakini sejak perjumpaannya di sungai Yordan, Dialah Mesias itu. Namun kini
di dalam penjara, Yohanes merenung, menganalisa kabar berita tentang Yesus.
Dirinya sendiri yang bukan Mesias berani menanggung resiko untuk menyatakan
kebenaran bahkan harus dipenjarakan karena menentang Herodes, koq sampai kini ia tidak melihat Yesus,
Sang Mesias itu sedang menghakimi atau membumihanguskan para pendosa. Alih-alih
menentang, memerangi, menghukum dan menghancurkan para pendosa, Yohanes justeru
mendengar apa yang dikerjakan Sang Mesias itu tidak sesuai dengan apa yang dibayangkannya.
Mesias malah bersahabat dengan para pendosa. Ia duduk makan dengan pemungut
cukai, melepaskan si penzinah dari hukuman rajam. Hal ini tentu saja membuat Yohanes
menjadi ragu, mengapa tidak kunjung ia melihat api yang membakar debu jerami
itu! Dalam keraguan dan mungkin juga kekecewaannya ini, dari balik penjara ia
mengutus murid-muridnya langsung bertanya kepada Yesus: “Engkaukah yang akan
datang itu atau haruskah kami menantikan yang lain?” (Matius 11:3).
Bagaimana reaksi Yesus
menanggapi pertanyaan Yohanes Pembaptis? Yesus, secara eksplisit tidak
mengatakan “Ya, Akulah Mesias itu!” Atau membantah dan kemudian menyalahkan
keraguan dan kekecewaan Yohanes. Tidak! Yesus menjawab dengan menunjukkan bahwa
dalam apa yang dilakukan-Nya selama ini, Ia telah memenuhi nubuat-nubuat yang
terdapat dalam kitab Yesaya. Yesaya 29:18 mengatakan, “Pada waktu itu orang-orang tuli akan mendengar dan mata orang buta akan
melihat”; Yesaya 35:5-6, “pada waktu
itu mata orang buta akan dicelikkan dan telinga orang-orang tuli akan dibuka;
pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa”; dan Yesaya 61:1, “TUHAN telah mengutus aku untuk menyampaikan
kabar baik kepada orang-orang sengsara dan merawat orang-orang yang remuk
hatinya.”
Perhatikan pembuktian yang
diberikan Yesus atas gugatan Yohanes Pembaptis. Ia menunjuk kepada fakta
otentik; orang sakit yang menderita, dan orang miskin yang hina mengalami kuasa
pemulihan. Mereka tidak hanya mendengar tetapi juga mengalami Kabar Baik itu.
Inilah yang jarang disadari orang tentang kemesiasan Yesus termasuk di dalamnya
oleh seorang yang menyiapkan jalan bagi Mesias sendiri, Yohanes! Saya yakin
jawaban seperti ini tidak diharapkan Yohanes. Pastilah Yohanes dan para penanti
Mesias saat itu mengharapkan jika Yesus adalah seorang Mesias, Dia yang diurapi
oleh Allah, maka Yesus akan mengatakan, “Bala tentara-Ku berlipat ganda.
Kaisarea yang merupakan markas besar pemerintahan Roma sedang berada dalam
proses kejatuhan. Pemimpin-pemimpin agama munafik akan menemui kebinasaan, orang-orang
berdosa sedang diberantas bagai debu dan jerami yang dibakar dalam perapian!”
Mestinya Yohanes mendengar berita bahwa Yesus sekarang menyatakan penghakiman-Nya,
“Murka Allah sedang datang!” Tetapi kabar yang diterima Yohanes bertolak belakang
dari itu. Yesus mengatakan, “Rahmat Allah ada di sini!”
Di mana ada Yesus justeru di
sana tidak ada kutuk dan penghakiman yang mengerikan. Yang terjadi dengan Yesus
adalah di mana ada kesakitan dan penderitaan di sana menanti pemulihan. Di mana
ada kesedihan di sana ada penghiburan, di mana ada si pendosa di sana tersedia
pengampunan seluas-luasnya dan di mana ada kematian, di sana ada pengharapan
akan kebangkitan. Inilah Kerajaan Allah yang sedang diwujudkan-Nya. Bukan
penghakiman! Kemudian, Yesus meminta murid-murid Yohanes kembali dan
menceritakan bahwa kasih Tuhan ada di sini!
Yesus tampil sebagai Mesias
yang menebar anugerah. Ia memilih berpihak kepada yang lemah, tertindas,
tersisihkan. Ia begitu peduli dengan sakit dan penderitaan yang dialami
manusia. Untuk itu Ia bersedia memulihkan! Ia rela bersahabat dengan pemungut
cukai dan para pendosa bukan dengan maksud memandang ringan dosa atau kompromi
dengan dosa. Semua dilakukan-Nya agar setiap orang, termasuk orang berdosa
dapat merasakan sentuhan kasih-Nya; mendengar dan mengalami Kabar Baik. Mesias
datang di tengah penderitaan umat-Nya. Itulah Injil yang sebenarnya!
Kini, Sang Mesias itu telah
paripurna menunaikan tugas-Nya, Ia kembali dan duduk di sebelah kanan Allah
Bapa. Kelak Ia akan datang lagi pada akhir jaman untuk menghakimi. Sekarang apa
yang sedang kita siapkan untuk menantikan kedatangan-Nya kembali? Yesus Kristus telah memberi contoh dan
menyatakan diri-Nya sebagai Mesias. Di dalam Dia orang mendengar, melihat dan
mengalami Kabar Baik. Tentu, Yesus menginginkan kita dapat melanjutkan
pekerjaan-Nya itu.
Pekerjaan yang seperti apa? Bukan pekerjaan yang
dipikirkan oleh Yohanes yaitu menghakimi orang-orang bahkan kalau bisa
membinasakan mereka semua. Tetapi pekerjaan yang diperintahkan oleh Yesus untuk
disampaikan oleh para murid kepada Yohanes, yaitu kabar yang membawa rahmat. Peduli
kepada mereka yang sakit, berteman dengan mereka yang tersingkirkan/berdosa
(bukan untuk berkompromi dengan dosa atau memandang ringan dosa) tetapi melalui
kehadiran kita di minggu adven ini maka ada banyak orang boleh menerima kabar sukacita yaitu Mesias datang di tengah penderitaan umat manusia dan
membagikan rahmat-Nya. Inilah saatnya memberitakan Kabar Baik/Injil itu dengan
utuh, yakni dengan perbuatan dan apabila perlu dengan kata-kata. Maranatha,
Tuhan Yesus datang kembali!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar