Kamis, 12 Desember 2013

MESIAS DATANG DI TENGAH DERITA UMAT

Adven ke-3/ 2013
 
Tak pelak lagi Yohanes Pembaptis adalah sosok nabi yang disiapkan Allah untuk “membuka jalan” bagi kedatangan Mesias. Dia adalah seorang yang dimaksudkan oleh Yesaya ketika ia berkata: “Ada suara orang yang berseru-seru di padang guru: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.” (Matius 3:3). Keberanian Yohanes dalam menyampaikan pesan ilahi tidak diragukan lagi. Ia berani menunjuk hidung orang Farisi dan Saduki dengan sebutan “keturunan ular beludak” (Matius 3:7). Tanpa tedeng aling-aling, Yohanes menegur Raja Herodes yang mengambil Herodias, isteri Filipus, saudaranya untuk dijadikannya sebagai isteri. Yohanes mengatakan kepada Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” (Markus 6:18). Dengan pernyataannya inilah di kemudian hari Yohanes menjadi penghuni bui bahkan harus membayar dengan kepalanya sendiri.

Pesan utama yang disampaikan Yahanes Pembaptis adalah pemberitaan tentang kedatangan Mesias (Matius 3). Mesias akan datang dengan penghakiman. Mesias akan menebang pohon yang tidak berbuah, Ia akan membakar debu jerami. Maksudnya, ketika Mesias itu datang maka Ia akan menghakimi setiap orang, bagi si pendosa akan mengalami penghukuman dan kebinasaan. Karena dasyatnya penghakiman itu maka Yohanes menuntut setiap orang untuk hidup dalam pertobatan!

Yohanes meyakini dirinya sebagai orang yang menyiapkan jalan bagi Mesias itu. Kalau saja apa yang dilakukannya begitu keras untuk menyerukan pertobatan dan menentang para pendosa, maka sudah pasti Mesias yang akan datang itu harus tampil lebih dasyat: sebagai hakim yang tidak kenal kompromi, ia akan membakar dan menghanguskan para pendosa. Dalam diri Yesus, Yohanes menaruh harapan dan menyakini sejak perjumpaannya di sungai Yordan, Dialah Mesias itu. Namun kini di dalam penjara, Yohanes merenung, menganalisa kabar berita tentang Yesus. Dirinya sendiri yang bukan Mesias berani menanggung resiko untuk menyatakan kebenaran bahkan harus dipenjarakan karena menentang Herodes, koq sampai kini ia tidak melihat Yesus, Sang Mesias itu sedang menghakimi atau membumihanguskan para pendosa. Alih-alih menentang, memerangi, menghukum dan menghancurkan para pendosa, Yohanes justeru mendengar apa yang dikerjakan Sang Mesias itu tidak sesuai dengan apa yang dibayangkannya. Mesias malah bersahabat dengan para pendosa. Ia duduk makan dengan pemungut cukai, melepaskan si penzinah dari hukuman rajam. Hal ini tentu saja membuat Yohanes menjadi ragu, mengapa tidak kunjung ia melihat api yang membakar debu jerami itu! Dalam keraguan dan mungkin juga kekecewaannya ini, dari balik penjara ia mengutus murid-muridnya langsung bertanya kepada Yesus: “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan yang lain?” (Matius 11:3).

Bagaimana reaksi Yesus menanggapi pertanyaan Yohanes Pembaptis? Yesus, secara eksplisit tidak mengatakan “Ya, Akulah Mesias itu!” Atau membantah dan kemudian menyalahkan keraguan dan kekecewaan Yohanes. Tidak! Yesus menjawab dengan menunjukkan bahwa dalam apa yang dilakukan-Nya selama ini, Ia telah memenuhi nubuat-nubuat yang terdapat dalam kitab Yesaya. Yesaya 29:18 mengatakan, “Pada waktu itu orang-orang tuli akan mendengar dan mata orang buta akan melihat”; Yesaya 35:5-6, “pada waktu itu mata orang buta akan dicelikkan dan telinga orang-orang tuli akan dibuka; pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa”; dan Yesaya 61:1, “TUHAN telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara dan merawat orang-orang yang remuk hatinya.”

Perhatikan pembuktian yang diberikan Yesus atas gugatan Yohanes Pembaptis. Ia menunjuk kepada fakta otentik; orang sakit yang menderita, dan orang miskin yang hina mengalami kuasa pemulihan. Mereka tidak hanya mendengar tetapi juga mengalami Kabar Baik itu. Inilah yang jarang disadari orang tentang kemesiasan Yesus termasuk di dalamnya oleh seorang yang menyiapkan jalan bagi Mesias sendiri, Yohanes! Saya yakin jawaban seperti ini tidak diharapkan Yohanes. Pastilah Yohanes dan para penanti Mesias saat itu mengharapkan jika Yesus adalah seorang Mesias, Dia yang diurapi oleh Allah, maka Yesus akan mengatakan, “Bala tentara-Ku berlipat ganda. Kaisarea yang merupakan markas besar pemerintahan Roma sedang berada dalam proses kejatuhan. Pemimpin-pemimpin agama munafik akan menemui kebinasaan, orang-orang berdosa sedang diberantas bagai debu dan jerami yang dibakar dalam perapian!” Mestinya Yohanes mendengar berita bahwa Yesus sekarang menyatakan penghakiman-Nya, “Murka Allah sedang datang!” Tetapi kabar yang diterima Yohanes bertolak belakang dari itu. Yesus mengatakan, “Rahmat Allah ada di sini!”

Di mana ada Yesus justeru di sana tidak ada kutuk dan penghakiman yang mengerikan. Yang terjadi dengan Yesus adalah di mana ada kesakitan dan penderitaan di sana menanti pemulihan. Di mana ada kesedihan di sana ada penghiburan, di mana ada si pendosa di sana tersedia pengampunan seluas-luasnya dan di mana ada kematian, di sana ada pengharapan akan kebangkitan. Inilah Kerajaan Allah yang sedang diwujudkan-Nya. Bukan penghakiman! Kemudian, Yesus meminta murid-murid Yohanes kembali dan menceritakan bahwa kasih Tuhan ada di sini!

Yesus tampil sebagai Mesias yang menebar anugerah. Ia memilih berpihak kepada yang lemah, tertindas, tersisihkan. Ia begitu peduli dengan sakit dan penderitaan yang dialami manusia. Untuk itu Ia bersedia memulihkan! Ia rela bersahabat dengan pemungut cukai dan para pendosa bukan dengan maksud memandang ringan dosa atau kompromi dengan dosa. Semua dilakukan-Nya agar setiap orang, termasuk orang berdosa dapat merasakan sentuhan kasih-Nya; mendengar dan mengalami Kabar Baik. Mesias datang di tengah penderitaan umat-Nya. Itulah Injil yang sebenarnya!

Kini, Sang Mesias itu telah paripurna menunaikan tugas-Nya, Ia kembali dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Kelak Ia akan datang lagi pada akhir jaman untuk menghakimi. Sekarang apa yang sedang kita siapkan untuk menantikan kedatangan-Nya kembali?  Yesus Kristus telah memberi contoh dan menyatakan diri-Nya sebagai Mesias. Di dalam Dia orang mendengar, melihat dan mengalami Kabar Baik. Tentu, Yesus menginginkan kita dapat melanjutkan pekerjaan-Nya itu.

Pekerjaan yang seperti apa? Bukan pekerjaan yang dipikirkan oleh Yohanes yaitu menghakimi orang-orang bahkan kalau bisa membinasakan mereka semua. Tetapi pekerjaan yang diperintahkan oleh Yesus untuk disampaikan oleh para murid kepada Yohanes, yaitu kabar yang membawa rahmat. Peduli kepada mereka yang sakit, berteman dengan mereka yang tersingkirkan/berdosa (bukan untuk berkompromi dengan dosa atau memandang ringan dosa) tetapi melalui kehadiran kita di minggu adven ini maka ada banyak orang  boleh menerima kabar sukacita yaitu Mesias  datang di tengah penderitaan umat manusia dan membagikan rahmat-Nya. Inilah saatnya memberitakan Kabar Baik/Injil itu dengan utuh, yakni dengan perbuatan dan apabila perlu dengan kata-kata. Maranatha, Tuhan Yesus datang kembali!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar