Seorang Kakek tua renta dengan
tatapan bijak yang tak bisa disembunyikan sedang membuka-buka sebuah buku.
Sesekali ia berhenti pada halaman yang dicarinya lalu kemudian membaca lagi.
Anak muda yang didekatnya itu menunggunya dan kemudian menyela, seperti ia juga
sudah disela sebelumnya.
“Kakek, kenapa Anda memberi
tahu saya semua ini?” Sela si anak muda itu
“Karena kamu sedang berusaha
merealisasikan tujuan hidupmu dan kamu sedang berada pada titik di mana kamu
mulai menyerah!” Jawab si kakek bijak.
“Itulah saat-saat, Anda selalu
muncul dalam gambar.” Jawab anak muda itu.
“Tidak tepat kalau dikatakan
selalu seperti itu, lebih pas kalau dikatakan selalu muncul dalam banyak
bentuk. Kadang kala muncul sebagai solusi, atau ide yang baik. Pada waktu yang
genting, saya akan muncul sebagai hal yang mempermudah keadaan. Banyak hal yang
telah saya lakukan untuk banyak orang, tetapi sayangnya mereka belum mengerti
keberadaan saya, ketika saya ada buat mereka.” Jawab si kakek bijak itu.
Kakek renta itu memberi
contoh, bagaimana seminggu sebelumnya ia terpaksa hadir untuk seorang penambang
batu.
Penambang itu telah
meninggalakan segalanya untuk menjadi penambang jamrud, jenis batuan yang mahal
harganya. Lima tahun sudah berlalu sejak pertama kali penambang itu memutuskan
menjadi penambang jamrud. Ia telah bekerja selama itu di sebuah sungai dan
memeriksa ratusan ribu batu dalam pencariannya untuk menemukan jamrud. Penambang
itu sudah hampir menyerah pada saat satu batu lagi, hanya satu batu lagi yang
harus diperiksanya adalah sebuah batu jamrud.
Melihat kesungguhan hati sang
penambang jamrud yang telah meninggalkan segalanya demi jamrud yang berharga
membuat sang kakek renta itu memutuskan bahwa dirinya sudah harus ikut campur
tangan. Kakek renta itu mengubah dirinya menjadi sebuah batu yang jatuh dekat
kaki si penambang itu. Penambang itu marah dan kemudian membantingnya ke
samping. Penambang itu telah membanting batu itu sangat keras sehingga batu itu
pecah dan ternyata di dalamnya berisi sebuah jamrud paling mahal di dunia!
Kisah di atas mungkin hanya
sebuah dongeng, dongeng tentang kakek renta ajaib yang bisa mengubah dirinya
menjadi apa saja. Enak juga kalau punya teman seperti kakek tua renta itu. Kita
sering tidak menyadari bahwa dalam kehidupan ini ada Sahabat yang melebih si
Kakek tua renta itu. Ya, Dialah Tuhan. Tuhan bisa hadir dalam pelbagai
bentuk. Kehidupan kita ibarat sebuah
perjalanan atau pelayaran, kadang diterpa pelbagai hal yang tidak menyenangkan.
Pada saat-saat itulah kita sering mengeluh dan putus asa padahal mungkin saja
satu langkah lagi kita akan menemukan hal yang sangat berharga, seperti si
penambang tadi; satu batu lagi ia akan menemukan batu jamrud yang paling indah.
Banyak orang berhenti melangkah oleh karena terlalu letih, jenuh dan penat,
hingga tidak ingin melangkah, melanjutkan perjalanan itu.
Perjalanan umat Tuhan keluar
dari perbudakan di Mesir menuju tanah perjanjian tidaklah mudah. Umat itu harus
menghadapi pelbagai tantangan. Mula-mula Firaun dan tentaranya yang terus
mengejar mereka, ganasnya padang gurun yang harus mereka lintasi, hingga
musuh-musuh di perjalanan yang harus mereka hadapi. Tantangan itu kerap kali
menyurutkan langkah mereka. Mereka mengeluh, marah bahkan memberontak terhadap
Musa dan Harun. Mereka enggan melangkah maju, sering mereka minta untuk di
kembalikan ke Mesir. Namun, Allah setia! Seperti cerita Kakek tua renta, Allah
hadir dalam bentuk tiang api pada waktu malam dan tiang awan pada waktu siang.
Ia hadir dalam memberikan air dan makanan, manna. Allah hadir dalam pelbagai
cara!
Kini, umat itu nyaris sampai
di negeri perjanjian. Di perbatasan negeri itu, Allah memerintahkan mereka
untuk menyiapkan diri, lalu kemudian Allah melalui Musa menyampaikan berkat
yang harus diucapkan oleh Harun dan keturunannya, “TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau
dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya
kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.” (Bilangan 6:24-26). Luar
biasa! Allah menyertai umat-Nya sampai negeri perjanjian.
Bukankah tadi kita sepakat
bahwa hidup ini laksana perjalanan? Perjalanan umat Allah menuju tanah
perjanjian adalah cerminan perjalanan hidup kita. Tidak selalu mudah bahkan
banyak onak dan duri. Kita sering mengeluh seperti Israel mengeluh. Kita juga
sering tidak menyadari kehadiran TUHAN. Dulu TUHAN bisa hadir melalui tiang
awan dan tiang api juga mata air yang memancar dan roti manna. Sekarang pun Dia
bisa hadir lewat sesama kita, orang-orang terdekat bahkan yang tidak kenal
sekali pun. Kehadirannya, sama seperti si Kakek tua renta, bisa memberikan
solusi, teman berkeluh-kesah, kejadian-kejadian yang tak terduga dan bisa juga
teguran keras supaya kita terjaga dan berani melanjutkan perjalanan lagi.
Namun, sering kali kita tidak menyadari kehadiran-Nya. Padahal kehadiran-Nya
itu bisa saja menunjukkan bahwa selangkah lagi kita berjalan akan menemukan hal
yang paling berharga!
“Jangan takut! Jangan
menyerah! Teruskan langkahmu, Aku ada di sini untukmu!” Mungkin itulah suara
TUHAN. Suara yang dahulu bergema melalui malaikat-Nya ketika mewartakan
kelahiran Sang Mesias kepada kaum gembala (Lukas 2:10). Para gembala itu
melangkah untuk menjumpai Sang Mesias. Benar! Mereka melihat Mesias sesuai
berita Sorga. Apa yang terjadi kemudian setelah mereka melihat dan memuliakan
Sang Mesias? Mereka, kaum gembala kembali, tidak terus ada di kandang itu.
Gembala tetap gembala, tidak berubah jadi juragan domba. Mereka kembali ke
kehidupannya, namun ada yang berbeda, kini mereka kembali dengan memuji dan
memuliakan Allah. Hidup mereka penuh dengan sukacita!
Kini di penghujung tahun ini, mari kita merenung
melihat kembali dengan perjalanan hidup kita. Ketika kita sampai pada “titik
ini”, sebagai orang percaya, pastilah kita yakini bahwa ada tangan Yang
Mahakuasa yang menghantarnya, yakni Allah sendiri. Mungkin perjalanan hidup
kita sama seperti kaum gembala, posisi dan kedudukan kita relatif sama, namun
mestinya ada yang berbeda ketika kita telah berjumpa dan merasakan kehadiran
Sang Mesias, seperti para gembala; hidup kita dapat memuji, memuliakan nama
Tuhan dan menyukuri pertolongan-Nya. Marilah, di penghujung tahun ini kita
bersyukur kepada-Nya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar