Selasa, 31 Desember 2013

ALLAH HADIR BAGI KITA DAN HENDAK MEMBERI BERKAT

Seorang Kakek tua renta dengan tatapan bijak yang tak bisa disembunyikan sedang membuka-buka sebuah buku. Sesekali ia berhenti pada halaman yang dicarinya lalu kemudian membaca lagi. Anak muda yang didekatnya itu menunggunya dan kemudian menyela, seperti ia juga sudah disela sebelumnya.

“Kakek, kenapa Anda memberi tahu saya semua ini?” Sela si anak muda itu

“Karena kamu sedang berusaha merealisasikan tujuan hidupmu dan kamu sedang berada pada titik di mana kamu mulai menyerah!” Jawab si kakek bijak.

“Itulah saat-saat, Anda selalu muncul dalam gambar.” Jawab anak muda itu.

“Tidak tepat kalau dikatakan selalu seperti itu, lebih pas kalau dikatakan selalu muncul dalam banyak bentuk. Kadang kala muncul sebagai solusi, atau ide yang baik. Pada waktu yang genting, saya akan muncul sebagai hal yang mempermudah keadaan. Banyak hal yang telah saya lakukan untuk banyak orang, tetapi sayangnya mereka belum mengerti keberadaan saya, ketika saya ada buat mereka.” Jawab si kakek bijak itu.

Kakek renta itu memberi contoh, bagaimana seminggu sebelumnya ia terpaksa hadir untuk seorang penambang batu.

Penambang itu telah meninggalakan segalanya untuk menjadi penambang jamrud, jenis batuan yang mahal harganya. Lima tahun sudah berlalu sejak pertama kali penambang itu memutuskan menjadi penambang jamrud. Ia telah bekerja selama itu di sebuah sungai dan memeriksa ratusan ribu batu dalam pencariannya untuk menemukan jamrud. Penambang itu sudah hampir menyerah pada saat satu batu lagi, hanya satu batu lagi yang harus diperiksanya adalah sebuah batu jamrud.

Melihat kesungguhan hati sang penambang jamrud yang telah meninggalkan segalanya demi jamrud yang berharga membuat sang kakek renta itu memutuskan bahwa dirinya sudah harus ikut campur tangan. Kakek renta itu mengubah dirinya menjadi sebuah batu yang jatuh dekat kaki si penambang itu. Penambang itu marah dan kemudian membantingnya ke samping. Penambang itu telah membanting batu itu sangat keras sehingga batu itu pecah dan ternyata di dalamnya berisi sebuah jamrud paling mahal di dunia!

Kisah di atas mungkin hanya sebuah dongeng, dongeng tentang kakek renta ajaib yang bisa mengubah dirinya menjadi apa saja. Enak juga kalau punya teman seperti kakek tua renta itu. Kita sering tidak menyadari bahwa dalam kehidupan ini ada Sahabat yang melebih si Kakek tua renta itu. Ya, Dialah Tuhan. Tuhan bisa hadir dalam pelbagai bentuk.  Kehidupan kita ibarat sebuah perjalanan atau pelayaran, kadang diterpa pelbagai hal yang tidak menyenangkan. Pada saat-saat itulah kita sering mengeluh dan putus asa padahal mungkin saja satu langkah lagi kita akan menemukan hal yang sangat berharga, seperti si penambang tadi; satu batu lagi ia akan menemukan batu jamrud yang paling indah. Banyak orang berhenti melangkah oleh karena terlalu letih, jenuh dan penat, hingga tidak ingin melangkah, melanjutkan perjalanan itu.

Perjalanan umat Tuhan keluar dari perbudakan di Mesir menuju tanah perjanjian tidaklah mudah. Umat itu harus menghadapi pelbagai tantangan. Mula-mula Firaun dan tentaranya yang terus mengejar mereka, ganasnya padang gurun yang harus mereka lintasi, hingga musuh-musuh di perjalanan yang harus mereka hadapi. Tantangan itu kerap kali menyurutkan langkah mereka. Mereka mengeluh, marah bahkan memberontak terhadap Musa dan Harun. Mereka enggan melangkah maju, sering mereka minta untuk di kembalikan ke Mesir. Namun, Allah setia! Seperti cerita Kakek tua renta, Allah hadir dalam bentuk tiang api pada waktu malam dan tiang awan pada waktu siang. Ia hadir dalam memberikan air dan makanan, manna. Allah hadir dalam pelbagai cara!
Kini, umat itu nyaris sampai di negeri perjanjian. Di perbatasan negeri itu, Allah memerintahkan mereka untuk menyiapkan diri, lalu kemudian Allah melalui Musa menyampaikan berkat yang harus diucapkan oleh Harun dan keturunannya, “TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.” (Bilangan 6:24-26). Luar biasa! Allah menyertai umat-Nya sampai negeri perjanjian.

Bukankah tadi kita sepakat bahwa hidup ini laksana perjalanan? Perjalanan umat Allah menuju tanah perjanjian adalah cerminan perjalanan hidup kita. Tidak selalu mudah bahkan banyak onak dan duri. Kita sering mengeluh seperti Israel mengeluh. Kita juga sering tidak menyadari kehadiran TUHAN. Dulu TUHAN bisa hadir melalui tiang awan dan tiang api juga mata air yang memancar dan roti manna. Sekarang pun Dia bisa hadir lewat sesama kita, orang-orang terdekat bahkan yang tidak kenal sekali pun. Kehadirannya, sama seperti si Kakek tua renta, bisa memberikan solusi, teman berkeluh-kesah, kejadian-kejadian yang tak terduga dan bisa juga teguran keras supaya kita terjaga dan berani melanjutkan perjalanan lagi. Namun, sering kali kita tidak menyadari kehadiran-Nya. Padahal kehadiran-Nya itu bisa saja menunjukkan bahwa selangkah lagi kita berjalan akan menemukan hal yang paling berharga!

“Jangan takut! Jangan menyerah! Teruskan langkahmu, Aku ada di sini untukmu!” Mungkin itulah suara TUHAN. Suara yang dahulu bergema melalui malaikat-Nya ketika mewartakan kelahiran Sang Mesias kepada kaum gembala (Lukas 2:10). Para gembala itu melangkah untuk menjumpai Sang Mesias. Benar! Mereka melihat Mesias sesuai berita Sorga. Apa yang terjadi kemudian setelah mereka melihat dan memuliakan Sang Mesias? Mereka, kaum gembala kembali, tidak terus ada di kandang itu. Gembala tetap gembala, tidak berubah jadi juragan domba. Mereka kembali ke kehidupannya, namun ada yang berbeda, kini mereka kembali dengan memuji dan memuliakan Allah. Hidup mereka penuh dengan sukacita!

Kini di penghujung tahun ini, mari kita merenung melihat kembali dengan perjalanan hidup kita. Ketika kita sampai pada “titik ini”, sebagai orang percaya, pastilah kita yakini bahwa ada tangan Yang Mahakuasa yang menghantarnya, yakni Allah sendiri. Mungkin perjalanan hidup kita sama seperti kaum gembala, posisi dan kedudukan kita relatif sama, namun mestinya ada yang berbeda ketika kita telah berjumpa dan merasakan kehadiran Sang Mesias, seperti para gembala; hidup kita dapat memuji, memuliakan nama Tuhan dan menyukuri pertolongan-Nya. Marilah, di penghujung tahun ini kita bersyukur kepada-Nya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar