Selasa, 13 Agustus 2013

Lebih Baik Jujur

Banyak dari antara kita menghindar dari orang yang tidak mau kita temui. Banyak penyebabnya, yang jelas semua bermuara ke perasaan tidak suka. Enggan berterus terang, akibatnya hanya menitipkan pesan bahwa dirinya tidak ada di tempat! Kisah Nasruddin ini menarik:

Suatu hari, Nasruddin Hodja diundang oleh salah satu orang terkaya di Aksehir untuk datang ke rumahnya. Tentu saja, Nasruddin merasa amat terhormat. Pada hari yang ditentukan, ia tiba di depan rumah orang itu dan mulai mengetuk pintunya.

Tok...tok...tok...
“Maaf Tuan, kau mencari ayahku? Tapi sayang, ayahku tidak ada di rumah, ia sedang pergi,” ujar seorang anak muda yang membukakan pintu untuk Nasruddin.

Tentu saja, Nasruddin tidak percaya, ia tadi melihat sang tuan rumah duduk di dekat jendela. Nasruddin merasa tersinggung, tetapi ia sadar tidak bisa memaksa. Nasruddin menghela nafas panjang, “Baiklah, tolong sampaikan kepada ayahmu, lain kali kalau mau pergi, jangan lupa membawa kepalanya ya. Jangan ditinggalkan di jelndela seperti itu!” Tunjuk Nasruddin ke arah jendela.

Anak sang tuan rumah itu pun melongo dan tidak bisa menutupi rasa malunya.

Selalu ada celah yang tidak bisa ditutupi manakala orang berbohong. Apalagi terhadap nurani sendiri. Lebih baik berkata jujur, apa adanya meski dengan begitu kadang menyakitkan. Namun, percayalah sesudah itu kita tidak punya utang beban terhadap si nurani!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar