“Tanpa pengetahuan kerajinan pun tidak
baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah”
(Amsal 19:2)
“Ojo grasa-grusu!” Kata seorang ibu kepada anaknya
yang sedang membereskan perlengkapan ujian sekolah, “lebih baik tenang dan
teliti menyiapkan apa yang kamu perlukan. Ketenangan akan menghindarkan kamu
dari kesalahan yang tidak perlu!”
Segala sesuatu yang dilakukan grasa-grusu atau tergesa-gesa umumnya tidak pernah membuahkan hasil optimal. Sebaliknya karya-karya monumental selalu lahir dari kecermatan, ketenangan, dan kesabaran. Tengok saja Thomas Alfa Edison ketika menemukan bola lampu pijar, tidak sekali jadi. Ia melakukan banyak percobaan dan penelitian. Beberapa sumber mencatat ia mengalami 9.998 kali kegagalan, baru pada percobaan ke 9.999 ia berhasil menciptakan lampu pijar yang benar-benar menyala terang. Apa kunci kesuksesannya? Edison menjawab, “Saya, sukses karena saya sudah kehabisan apa yang disebut kegagalan!” Lalu orang bertanya apakah dia tidak bosan dengan kegagalan. Ia menjawab, “Dengan kegagalan tersebut, saya malah mengetahui ribuan cara agar lampu itu tidak menyala.”
Segala sesuatu yang dilakukan grasa-grusu atau tergesa-gesa umumnya tidak pernah membuahkan hasil optimal. Sebaliknya karya-karya monumental selalu lahir dari kecermatan, ketenangan, dan kesabaran. Tengok saja Thomas Alfa Edison ketika menemukan bola lampu pijar, tidak sekali jadi. Ia melakukan banyak percobaan dan penelitian. Beberapa sumber mencatat ia mengalami 9.998 kali kegagalan, baru pada percobaan ke 9.999 ia berhasil menciptakan lampu pijar yang benar-benar menyala terang. Apa kunci kesuksesannya? Edison menjawab, “Saya, sukses karena saya sudah kehabisan apa yang disebut kegagalan!” Lalu orang bertanya apakah dia tidak bosan dengan kegagalan. Ia menjawab, “Dengan kegagalan tersebut, saya malah mengetahui ribuan cara agar lampu itu tidak menyala.”
Hari
ini Amsal 19:2 mengajarkan kepada kita bahwa pengetahuan mutlak diperlukan agar
menghasilkan karya yang baik. Bukan karya asal-asalan! Pengetahuan itu menjadi
ilmu dan akhirnya hikmat manakala kita mau mencobanya dalam kehidupan
sehari-hari. Kegagalan, seperti yang dilihat Edison, adalah batu asah untuk
menghasilkan karya terbaik itu. Sebaliknya, banyak orang menyesali
langkah-langkah yang telah diambilnya lantaran dilakukan dengan tergesa-gesa.
Tidak tergesa-gesa bukan berarti
lamban. Lagi pula tidak ada karya terbaik yang dihasilkan dari ketergesa-gesaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar