“Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari
pada-Nyalah keselamatanku”
(Mazmur 62:2)
John McNeil, seorang pendeta
Skotlandia terkenal pernah mengenang masa kecilnya. Ketika masih kecil, John
pernah bekerja di suatu tempat yang jauh dari rumahnya. Setiap hari, ia mesti
berjalan kaki menembus hutan yang lebat dan menyeberangi sungai. Suatu ketika,
John terlambat pulang sampai larut malam. Meskipun begitu, ia nekad pulang.
Kegelapan hutan menciptakan ketakutan luar biasa. Di saat mencekam itulah ia
mendengar suara memanggilnya, “John..!”
John
mengenal suara itu. Benar, tak pelak lagi sang
ayah kini berdiri di dekatnya. Menyadari bahwa anaknya terlambat pulang,
dan memahami rasa takut sang anak ketika melintasi hutan dan ngarai, ayah John
memutuskan untuk pergi menjemput John, sehingga mereka bisa berjalan
bersama-sama melintasi gelapnya malam. John kecil merasakan dekapan sang ayah.
Itulah perasaan paling menyenangkan dan membanggakan yang dikenang John McNeil.
Manusia
berpikir bahwa ketika ia percaya kepada Tuhan, maka Tuhan akan membebaskannya
dari pelbagai sumber ketakutan. Tuhan akan mengambil alih semua beban yang
ditanggungnya. Padahal pertolongan Tuhan bisa seperti pengalaman John kecil.
Hutan yang gelap itu tidak berubah jadi jalan raya terang benderang. Namun, ia
dapat melaluinya bahkan dengan bahagia oleh karena sang ayah berjalan
bersamanya. Daud merasakan pengalaman seperti itu. Alih-alih gentar terhadap
musuh-musuhnya, Ia merasa tenang. Mengapa? Sebab baginya kehadiran Allah itu
nyata. Bagaimana dengan kita, apakah Allah sungguh hadir?
Badai mungkin tidak berlalu,
tetapi bagi orang percaya akan tetap tenang. Mengapa? Karena ia merasakan
dekapan-Nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar