Kamis, 02 Mei 2013

MENJADI DEWASA

“Susulah yang kuberikan kepadamu, bukan makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya...”
(1 Korintus 3:3)

Para peneliti kehidupan burung dibuat tercengan ketika mereka mengamati prilaku rajawali. Burung ini membuat sarang di pohon atau tebing yang tinggi lagi curam. Rajawali pertama kali meletakkan ranting-ranting berduri, batu-batu tajam dan benda runcing lainnya sebagai dasar sarang. Lalu dia menutupnya dengan bulu-bulu halus dan kulit binatang yang menjadi mangsanya. Sarang itu tampaknya nyaman untuk bayi rajawali yang baru menetas. Tetapi akan tiba saatnya, ketika anak-anak rajawali itu harus keluar sarang. Sang induk akan mengobrak-abrik sarang itu. Dengan cakarnya yang kuat, sang induk akan mengarahkan duri dan benda-benda tajam ke tubuh anaknya. Setelah sarang itu diobrak-abrik, rajawali kecil tidak nyaman lagi berada di dalam sarang. Kini mereka harus belajar terbang!
            
Kehidupan rohani yang digambarkan Paulus kepada jemaat Korintus, mirip-mirip siklus hidup rajawali. Paulus sedih melihat kehidupan jemaat ini. Mereka digambarkan sebagai orang yang belum dewasa dalam Kristus. Pertumbuhan iman mereka masih seperti bayi yang hanya bisa mencerna susu bukan makanan keras. Tanda-tanda iman yang belum dewasa itu adalah iri hati dan perselisihan (1 Korintus 3:3).
 
Iri hati dan perselisihan bersumber pada pementingan diri atau egoisme. Sebenarnya Paulus menginginkan jemaat ini telah tumbuh menjadi jemaat dewasa. Tidak tinggal dalam sarang kenyamanan sendiri. Namun, dapat terbang dan menjadi berkat bagi jemaat-jemaat yang lain. 

Ciri orang dewasa adalah berani meninggalkan ruang nyaman


Tidak ada komentar:

Posting Komentar