“Dan campakkanlah hamba yang tidak beguna
itu ke dalam kegelapan yang paling gelap...”
(Matius 25:30)
Pernahkah Anda berjumpa dengan orang
yang selalu mengeluh? Ia mengeluhkan keluarganya, pekerjaannya, pelayanannya
bahkan semua yang ada dapat dipakainya sebagai bahan keluhan. Mengeluh dalam
batas-batas tertentu adalah wajar dan manusiawi. Menjadi tidak wajar jika
sebenarnya orang itu mampu mengatasi masalah namun ia memilih menghindar
kemudian mengeluh sambil menyalahkan
keadaan dan orang lain.
Ada
seorang yang suka mengeluh, pada suatu hari yang dingin dengan suhu di bawah
nol derajat melihat seorang peziarah sedang melakukan perjalanan menuju ke kuil
suci di pegunungan Himalaya. Ia bertanya, “Kakek, apakah kakek bisa sampai di
sana dengan cuaca sedingin ini?” Si kakek tersenyum, “Hatiku telah tiba di sana
terlebih dahulu, karena itu dengan sangat mudah bagi bagian tubuh lainnya untuk
menyusul ke sana!”
Tuhan
telah menitipkan kepada setiap kita talenta, kemampuan untuk menanggulangi
setiap rintangan dan mencapai kesuksesan. Dalam perumpamaan tentang talenta,
digambarkan bahwa sang tuan memberikan kepercayaan kepada para hambanya dengan
memberikan talenta. Setiap hamba menerima masing-masing dengan kesanggupannya.
Di akhir cerita sang tuan mengadakan perhitungan dengan para hambanya.
Perhatikan hamba yang diberi satu talenta. Ia tidak melakukan tugasnya dengan
baik. Ia banyak berdalih dan mengeluh. Akhirnya hamba ini dihukum. Berhentilah
mengeluhkan hal-hal yang tidak perlu. Sadari bahwa Tuhan sudah memberi potensi
yang besar dalam diri kita.
Keluhan tidak menolong
menyelesaikan masalah, malah ia akan membebani kita lebih berat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar