“Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga
cemooh, tetapi hikmat ada pada orang-orang yang rendah hati”
(Amsal 11:2)
Dikisahkan dalam sebuah hutan
terdapat persahabatan antara Harimau dan Kancil. Mereka biasa bercanda dan
tidak jarang saling mengejek. Suatu ketika ada pemburu dalam hutan itu. Kancil
merasa diri tidak akan mampu menghadapi pemburu itu, maka ia lari mencari
tempat persembunyian. Sebaliknya sang Harimau terlalu yakin akan kemampuannya
untuk menghadang si pemburu itu dengan taring dan kuku-kukunya.
Terjadilah
pergulatan antara Harimau dan pemburu. Hasilnya, pemburu dengan luka parah lari
tunggang-langgang meninggalakan hutan itu, sedangkan sang Harimau terluka parah
oleh senjata si pemburu. Taringnya lepas, ketiga kakinya patah dan lumpuh!
Setelah keadaan aman, kedua binatang itu bertemu. Harimau menegur kelinci,
“Hai, Kancil! Dasar kau pengecut! Bukannya menghadapi pemburu, eh...malah
kabur!” Si Kancil menjawab, “Lebih baik menyadari kelemahan diri sendiri dari
pada bersikap sombong tetapi akhirnya celaka!”
Tepat
sekali, apa yang dikatakan sang Kancil. Kesombongan akan membawa pada
malapetaka. Banyak orang sombong, suka pamer dan seringkali melebih-lebihkan
suatu perkara pada akhirnya bukan kemuliaan yang ia peroleh melainkan hinaan.
Padahal, sedikit saja ia mengubah pola hidupnya dengan sikap rendah hati maka
pasti akan terhindar dari banyak malapetaka yang tidak perlu. Amsal
mengingatkan kita supaya berhati-hati dengan sikap angkuh, “Jikalau
keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang-orang yang
rendah hati.”(Amsal 11:2).
Selangkah dari keangkuhan adalah
petaka dan cemooh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar