Jumat, 03 Mei 2013

BELAJAR PADA SEMUT

“semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas,”
(Amsal 30:25)

Apa ciri-ciri sikap orang berhikmat? Penulis Amsal menggunakan bahasa sederhana untuk menerangkan sikap orang berhikmat. Ia mengumpamakannya dengan prilaku beberapa hewan kecil. “Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan.” (Amsal 30:24). Ada yang menarik dengan kata “sangat cekatan”, Alkitab NIV menuliskan dengan kata “extremely wise” yang dapat diartikan “sangat bijaksana”. Dalam bahasa Indonesia kata “bijaksana” bisa berarti hikmat atau arif. Ternyata, untuk seseorang memiliki hikmat, tidaklah sulit. Cukup menyediakan diri belajar di lingkungan sekitar kita.
          
Salah satu binatang kecil itu adalah semut. Pada umumnya orang beranggapan semut binatang kecil dan tidak kuat. Namun, semut mempunyai hikmat. Mereka mengumpulkan makanannya pada waktu musim panas. Sehingga saat musim dingin tiba, mereka tidak binasa. Tetap ada persediaan makanan! Semut tidak memberikan contoh aji mumpung. Mereka mengajarkan kepada kita untuk merencanakan persiapan-persiapan di masa mendatang. Mereka menabung untuk digunakan pada masa-masa sulit.
            
Sering kita jumpai banyak orang tidak sepandai semut. Ketika masih muda, kuat dan produktif tidak ingat hari depan. Penghasilannya dihabiskan untuk memuaskan segala keinginannya. Tibalah hari tua di mana tubuh tidak kuat lagi mengerjakan pekerjaan. Di situlah “musim dingin” tiba hidup hanya mengandalkan belas kasihan orang. Marilah, sebelum terlambat kita menyiapkan masa depan dengan lebih baik.



Menabung untuk hari esok merupakan bagian dari hikmat




Tidak ada komentar:

Posting Komentar