“belalang yang tidak mempunyai raja,
namun semuanya berbaris dengan teratur,”
(Amsal 30:27)
Kepada belalang, katanya kita harus
belajar hikmat. Apa hebatnya binatang ini.
Belalang tidak punya pemimpin tetapi semuanya berbaris dengan teratur atau
sejajar. Sebab itu kalau puluhan ribu belalang menyerang satu lahan pertanian,
maka habislah semua tanaman di situ. Belalang juga pernah menjadi tulah ke
delapan untuk bangsa Mesir. Mereka memakan habis semua persediaan makanan dan
memporak-porandakan Mesir (Keluaran 10:1-20).
Betapa dasyatnya belalang jika bersatu. Itu sebabnya
juga kitab Yoel berkata bahwa belalang itu seperti tentara yang besar. Walaupun
tubuhnya kecil, tetapi karena teratur, tidak egois, tidak menonjolkan diri,
maka mereka berhasil. Dari binatang ketiga ini kita belajar tentang kesehatian
dalam persekutuan. Kita perlu bersatu dan sehati, rumah tangga, keluarga,
saudara-bersaudara, sesama jemaat, harus bersatu hati. Kalau kita bersatu hati
maka kita akan melihat kuasa Tuhan.
Sebaliknya
sikap egois dan tidak mau peduli dengan orang lain merupakan bibit-bibit
kehancuran. Lihatlah sejarah gereja. Gereja tidak pernah lenyap ketika ditimpa
pelbagai ancaman dan penganiayaan. Sebaliknya, gereja hancur berkeping-keping
apabila di dalamnya terdapat benih-benih perpecahan. Pentingnya kesehatian
dalam persukutuan oleh Paulus digambarkan bagaikan tubuh Kristus. Ada banyak
perbedaan dalam tubuh, harusnya dipandang sebagai peran atau fungsi
anggota-anggota itu. namun, hakekatnya satu tubuh!
Tidak egois adalah syarat untuk
hidup bersatu. Dengan bersatu ada kekuatan dasyat tak terduga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar