Rabu, 12 Desember 2012

Cemara Pohon Natal

Bayangkan Natal tanpa ada pohon cemara yang dihias? Hambar! Namun, sejak kapan cemara dihias dan dijadikan ornamen “wajib” di hari Natal. Ada yang menghubungkan pohon Natal ini dengan kisah penginjil Winfrid Bonifasius, lahir sekitar tahun 680 di Inggris. Suatu ketika ia memasuki wilayah Jerman yang pada saat itu penduduknya memuja Thor, Dewa kilat dan perang. Bonifasius tercengan ketika melihat kerumunan penduduk dipimpin oleh Hunrad, pendeta Dewa Thor. Hunrad menyatakan bahwa malam itu Thor sedang sedih. Sudah lama tidak ada darah yang menyirami pohon oak besar tempat mereka memuja Thor. Dampaknya kemalangan menimpa mereka. Bencana dan penyakit banyak terjadi. Kekalahan perang membuat mereka semakin menderita. Kini harus ada darah yang mengalir dari seorang anak tak berdosa agar Dewa Thor terhibur dan memberi perlindungan kepada mereka.

            Seorang anak kecil di bawa untuk dipersembahkan. Tangan dan kakinya diikat. Kini martil sudah berayun di tangan Hunrad akan menuju kepala anak tak berdosa. Sebelum sampai kepala, Bonifasius berhasil menangkis martil itu dengan tongkatnya yang berbentuk salib. Seluruh penduduk takjub melihat adegan itu. Bonifasius kemudian memberi pencerahan, “Mulai dari malam ini tidak akan ada lagi darah mengalir sebagai persembahan bagi Thor, sebab malam ini adalah malam kelahiran Kristus, Juruslamat dunia, Ia datang mengurbankan diri-Nya agar manusia diselamatkan! Semua kurban  harus disudahi!” Yesaya 53 memberi penegasan bahwa oleh kurban dan penderitaan Yesus manusia diselamatkan.

Bonifasius mengeluarkan kapak dan menebang pohon keramat itu. Pohon yang lama disembah dan tempat mempersembahkan anak-anak tak berdosa itu akhirnya tumbang. Ajaibnya di balik reruntuhan pohon itu berdiri sebatang pohon cemara muda. Bonifasius meminta mereka berkumpul di sekeliling cemara, bukan untuk mempersembahkan darah anak yang tak berdosa melainkan untuk berbagi kasih dan mendengar Injil. Sejak saat itu cemara hadir dalam setiap perayaan Natal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar