Kamis, 12 Juni 2025

ALLAH TRINITAS SUMBER KEBENARAN

Dunia fotografi selalu saja menghadirkan ketakjuban. Pelbagai keindahan dapat disajikan melalui hasil jepretan kamera. Kamera tidak hanya sebagai perekam momen, tetapi sebuah karya seni yang tidak hanya mengandalkan kecanggihan gear yang digunakan. Melainkan, skil dari si penggunanya sangat berpengaruh pada hasil akhir. Pengetahuan dan jam terbang akan menajamkan pengaturan eksposur sehingga hasil jepretan akan memuaskan. Pengaturan eksposur terdiri dari tiga elemen utama, yakni: aperture (bukaan diagfragma), shutter speed (kecepatan rana), dan ISO (International Organization for Standardization/ ukuran sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya) yang berfungsi mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera dan menentukan bagaimana hasil gambar akan terlihat dalam hal kecerahan, ketajaman, dan efek motion. Ketiga unsur ini bekerja bersama untuk menghasilkan gambar yang berkualitas dan sesuai dengan keinginan sang fotografer.

 

Aperture memberi ruang pada sensor kamera yang menangkap citra sesuai kecepatan rana. Masing-masing mempunyai fungsi berbeda namun tidak bisa dilepaskan. Tidak mungkin ada gambar yang cerah, tajam dan berkualitas jika salah satu unsur itu diabaikan atau salah perhitungan. 

 

Penyataan dan cinta kasih Allah itu bagaikan foto yang kita nikmati. Allah mengaturnya dengan tepat agar kita melihat kasih-Nya itu dengan cerah, jelas, dan berkualitas. Seperti kamera yang mengatur bukaan diagframadengan bukaan besar, shutter speed rendah, dan ISO tinggi ketika cahaya redup. Demikian kadang kita samar melihat peran Bapa, dan Roh Kudus ketika kita menyaksikan Yesus yang menelusuri Galilea, Samaria, Yerusalem dan mati di Golgota. Di sini Bapa seolah tersembunyi, samar dan membiarkan Sang Anak menanggung derita dan mati. Sejatinya, bukan Bapa dan Roh Kudus tidak ada. Justru, ibarat diagframa yang dibuka lebar, kita dapat dengan jelas, jernih, dan tajam melihat kasih Allah yang menyapa dunia itu sedang menjadi fokus. Demikian pula ketika Bapa berperan dengan hikmat-Nya menciptakan alam raya ini, seakan Anak dan Roh Kudus tidak muncul. Betulkah dua pribadi ini tidak ada? Jelas, ada! Namun, fokusnya agar kita dapat melihat Sang Bapa sebagai pencipta yang menjadikan alam raya ini sungguh amat baik! Lalu, ketika Anak kembali ke surga, kini peran Roh Kudus semakin mendapatkan ruang fokus optimal!

 

Seperti aperture, shutter speed, dan Iso pada kamera, misteri Trinitas Mahakudus memberi tahukan kita bahwa, Allah adalah hubungan kesatuan yang sempurna. Ini berarti bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah tiga pribadi dalam Allah yang esa. Bapa begitu jelas, tajam, dan jernih dalam karya penciptaan semesta. Anak, sangat sempurna menerjemahkan firman yang samar itu menjadi hidup, di dalam Dia kita mengenalnya sebagai Allah yang mengampuni dan menyelamatkan; Firman yang menjadi manusia!. Roh Kudus, begitu bening terdengar dalam nurani orang percaya menuntun pada kebenaran. Ia mampu menggetarkan dinding-dinding jiwa hingga menggelisahkan kita mana kala ada sesuatu yang tidak beres!

 

Minggu Trinitas tahun C ini menolong kita membuka wawasan pada misteri kebenaran Allah Trinitas. Bapa, Anak, Roh Kudus yang bekerja sama dalam harmoni sempurna membimbing kita untuk hidup sesuai dengan kebenaran rencana Allah. Dalam bacaan Injil hari ini (Yohanes 16:12-15), kita mengingat kembali janji Yesus Kristus tentang Roh Kudus yang akan menuntun kita pada segenap kebenaran. Kebenaran itu sendiri telah diberitakan, diajarkan, dan diperagakan oleh Yesus. Tujuan dari pemenuhan janji Roh Kudus tidak lain adalah agar setiap orang percaya melakukan kebenaran atau kehendak Allah di dalam kehidupan mereka.

 

Sekarang kita tidak lagi melihat Yesus berjalan di muka bumi dan melakukan pelbagai pelayanan. Kita tidak lagi menyaksikan Yesus menunjukkan kuasa-Nya dalam mengusir kuasa Setan dan memulihkan kelemahan manusia. Namun, Roh Kuduslah yang membuat kita melihat dengan jernih, jelas dan terang-benderang bahkan percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan (1 Korintus 12:3). Melalui Yesus, kita belajar menerima dan berbagi; mengampuni dan mengasihi. Melalui Yesus kita jadi tahu bahwa Allah begitu mengasihi dan peduli kepada kita. Inilah kebenaran yang dinyatakan Roh Kudus!

 

Bagaimana Roh Kudus itu bekerja? Paulus, menjelaskan bahwa Roh itu bekerja di dalam hati kita, “… karena kasih Allah telah dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” (Roma 5:5). Ini berarti Roh Kudus – sesuai janji Yesus Kristus – selalu bersama dengan kita, membantu kita menghadapi tantangan, dan bertumbuh dalam pengharapan.  

 

Ketika Anda mendapatkan gambar yang indah dengan kualitas sempurna, saya yakin dalam dunia yang dimanjakan oleh kecanggihan teknologi digital pasti Anda ingin membagikannya melalui akun platform media sosial yang Anda punya. Yang kita bicarakan ini jauh melampaui foto digital. Ini berbicara tentang kasih sayang Allah terhadap ciptaan-Nya. Ini adalah ungkapan kerinduan-Nya untuk meraih kembali mahkota ciptaan yang telah memberontak terhadap Sang Pencipta. Allah Trinitas ingin kembali membingkai gambar diri-Nya yang sejak awal begitu sempurna seperti madah indah yang terekam dalam Mazmur 8. Lalu, ketika Anda telah menyadarinya dan melihat gambar diri Anda begitu indah karena karya pemulihan dari Allah Trinitas ini, pertanyaannya apakah Anda tidak tergerak untuk menekan tombol share sehingga orang lain pun akan menikmati keindahan yang Anda alami?

 

Kesaksian adalah sebuah keniscayaan ketika Anda benar-benar tidak hanya mengerti apa itu kebenaran yang bersumber dari Allah Trinitas, tetapi lebih jauh dari itu; Anda masuk dalam pusaran persekutuan dengan-Nya! Kini, Anda terjaga! Anda adalah makhluk mulia yang nyaris seperti Allah, yang mempunyai karakter welas asih, pengampun dan peduli terhadap yang lain, yang mencnitai keadilan, memberlakukan kebenaran dan hidup merawat keutuhan ciptaan. Dunia akan menjadi indah bukan hanya soal rasa, tetapi empiris! 

 

 

 

Jakarta, 12 Juni 2026, Minggu Trinitas tahun C 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar