Jumat, 07 Desember 2018

HIDUP SUKSES DI TAHUN YANG BARU

Surat Triwulanan ini berkaitan dengan undangan Perjamuan Kudus. Perjamuan Kudus kali ini bertepatan dengan Tahun Baru. Tahun Baru, bagi sebagian besar orang selalu dimaknai dengan pengharapan akan kehidupan yang baik. Tahun baru kali ini bertepatan pada momentum politik, yakni pemilihan umum presiden dan pemilihan umum anggota legislatif (DPR dan DPD).

Dalam pemilihan umum selalu terkadung perasaan cemas: Adakah nantinya kehidupan berbangsa dan bernegara kita menjadi lebih buruk? Namun, ada juga harapan: Negeri ini akan jauh lebih baik. Pembangunan infrastruktur dan mentalitas manusia akan semakin lebih baik. Hidup berdampingan dengan yang berbeda bukan lagi ancaman, namun kebersamaan yang menyenangkan. Semoga!

Untuk menciptakan tatanan dunia baru tentu saja kita tidak hanya sekedar berdoa dan menyerahkannya pada pihak atau orang lain. Kita sendiri harus ikut berpartisipasi, berjuang dan melakukan upaya-upaya perbaikan. Dalam konteks pemilihan umum, kita terpanggil untuk menggunakan hak suara kita. Tentu tidak hanya sekedar ikut arus. Namun, harus diperhatikan dan ditelisik rekam jejak orang-orang yang akan kita pilih. Rekam jejak mereka setidaknya memproyeksikan apa yang bakal mereka lakukan ke depannya.

Di samping kehidupan berbangsa dan bernegara lebih baik. Kita juga merindukan agar di tahun baru ini kita meraih kehidupan yang sukses. Kesuksesan pastilah merupakan dambaan banyak orang. Namun, sering kali kita terjebak memaknai kesuksesan diukur dari pencapaian yang kita raih. Berbeda dari kebanyakan orang, Thomas Carlyle, seorang filsuf besar pernah menulis, "Biarlah kita menjadi segala sesuatu yang sesuai dengan kemampuan yang diberikan pada saat kita diciptakan." Jadi, dikaitkan dengan kesuksesan, Thomas Carlyle memaknainya bahwa orang yang sukses itu adalah orang yang dapat mengembangkan talenta yang Tuhan berikan dan akhirnya memuliakan Sang Pencipta. Talenta itu tidak dikubur melainkan dikembangkan sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan ini.

Kesuksesan tidak selamanya diukur dengan hasil yang diperoleh, melainkan pada proses. Orang-orang sukses menerima kehidupan apa adanya, dengan segala macam kesulitan dan tantangannya. Mereka tidak mengeluh melainkan beradaptasi dengan keadaan. Alih-alih mengeluh, menyalahkan situasi atau berdalih, mereka menerima tanggung jawab atas kehidupan mereka sendiri. Mereka mengatakan "Ya" pada kehidupan meskipun ada unsur-unsur negatif yang merintangi, lalu mengupayakan yang terbaik. Dengan kalimat lain: Ciri orang sukses itu, tidak pernah menyalahkan keadaan dan pihak lain.

Orang-orang yang sukses mengembangkan dan mempertahankan sikap positif terhadap kehidupan. Mereka mencari hal yang baik dalam diri orang lain dan dunia, dan kelihatannya mereka selalu menemukannya. Mereka melihat kehidupan sebagai serangkaian kesempatan dan kemungkinan untuk menciptakan kondisi yang lebih baik.

Orang-orang yang sukses dicirikan dengan membina hubungan baik. Mereka peka terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain. Mereka penuh tenggang rasa dan penuh hormat terhadap orang lain. Mereka punya cara untuk menampilkan sesuatu yang terbaik dari diri orang lain.

Orang-orang sukses adalah mereka yang selalu melakukan tindakan. Tidak banyak bicara. Mereka selalu menyelesaikan masalah karena mereka tidak takut untuk bekerja keras, dan mereka tidak menyia-nyiakan waktu. Mereka melakukan tindakan dengan cara yang membangun. Mereka tidak terjebak dalam rutinitas ataupun bosan karena mereka terlalu sibuk mencari pengalaman-pengalaman baru.

Jadi jelas, kesuksesan itu tidak datang dari langit. Kita harus mengupayakannya. Kehidupan pribadi kita ingin sukses, lihatlah pribadi kita. Apakah syarat-sayarat menjadi orang sukses itu sudah ada pada kita atau belum? Keluarga kita ingin sukses? Gereja kita ingin sukses? Bertanyalah : Apakah selama ini kita menjadi orang-orang yang membangun kultur yang kondusif sehingga tercipta suasana yang baik? Bagaimana dengan pola pikir, tutur kata dan tindakan kita? Apakah mencerminkan orang-orang yang telah mengalami pembaruan budi? Ataukah kita hanya ingin melihat saja bahwa kesuksesan itu datang dengan sendirinya?

Marilah kita membangun diri, keluarga, gereja, bangsa dan negara menuju peradaban yang lebih baik. Hidup sukses sesuai dengan talenta yang Tuhan percayakan kepada kita. Selamat memasuki tahun baru 2019, Tuhan memberkati!

Jakarta, Akhir 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar