"Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh
mendaftarkan semua orang di seluruh dunia." (Lukas 2:1)
Kalimat pembuka dari kisah
kelahiran Yesus menurut Lukas menyiratkan bahwa kelahiran Yesus terjadi dalam
sejarah umat manusia, yakni pada masa Agustus menjadi kaisar Romawi (30 SM - 14
M). Zaman ini ditandai dengan "kedamaian", yang dikenal dengan
istilah Pax Romana. Sayangnya keadaan
damai yang dimaksudkan bukanlah damai yang penuh sukacita. Namun, buah
penindasan keras yang dicanangkan oleh penguasa Romawi. Singkat kata, kedamaian
itu merupakan pembungkaman dan penindasan atas segala perbedaan pendapat, apalagi
perlawanan terhadap penguasa. Karen Amstrong dalam bukunya, Fields of Blood mengungkapkan kekejaman
penguasa Romawi itu; setiap bentuk perlawanan apa pun menjadi pembenaran bagi
pembantaian habis-habisan. Ketika mereka berhasil merebut sebuah kota, kata
sejarawan Yunani Polybus, kebijakan mereka adalah "membunuh semua orang
yang mereka temui dan tidak melepaskan siapa pun" - bahkan tidak binatang.
Polybius memahami bahwa tujuan
dari kekejaman ini adalah "untuk menciptakan teror" atas warga bangsa
taklukan. Biasanya itu berhasil, tetapi orang Romawi perlu waktu hampir dua
ratus tahun untuk menjinakkan orang Yahudi Palestina! Sebagai bangsa yang
terjajah, Yahudi-Palestina terus-menerus diperas melalui pungutan pajak. Konon
pencacahan jiwa yang dilakukan kaisar Agustus salah satunya adalah untuk
kepentingan pajak.
Yesus dilahirkan dalam sebuah
masyarakat yang sedang trauma dengan kekerasan, intimidasi, penindasan dan
penghisapan habis-habisan. Pemberontakan setelah kematian Herodes terjadi pada
tahun kelahiran-Nya dan Ia dibesarkan di kampung yang bernama Nazareth. Selama
hidup-Nya, Galilea diperintah oleh Herodes Antipas, yang membiayai program
pembangunan mahal dengan mengenakan pajak berat kepada warga Galilea. Gagal
bayar dihukum dengan perampasan dan penyitaan tanah, dan praktik ini telah
menggelembungkan kepemilikan lahan aristokrat Herodian.
Berita sukacita apa yang paling
pas buat mereka yang sedang dalam tekanan, penindasan, dan kekerasan yang
dilakukan penguasa Romawi ini? Ya, mungkin kita berpikir seperti Yudas
Makabeus: lawan dan hancurkan! Penghancuran musuh dengan kekuatan yang lebih
besar adalah berita sukacita! Bukankah itu yang menjadi pengharapan bagi setiap
bangsa yang sedang tertindas? Cobalah Anda telisik ke dalam hati Anda manakala
sedang terluka, disakiti, ditekan, dianiaya dan Anda tidak punya power untuk
menghadapinya. Pada situasi kondisi seperti ini apa yang paling Anda dambakan?
Hampir semua orang bermimpi akan hadirnya sosok super hero yang akan memusnahkan si penindas itu. Super hero, itulah berita sukacita!
Namun sayangnya, kelahiran
Yesus bukan kelahiran "super hero" tipe itu. Benar, dalam
pelayanan-Nya kelak Ia akan berhadapan dengan para penguasa Romawi yang
berkolaborasi dengan elit Yahudi. Namun, tidak ada bukti Ia mengajak
pengikut-Nya untuk memberontak terhadap penguasa Romawi tetap berdiri kokoh.
Yang Ia bawa bukanlah pemberontakan a la
Yudas Makabeus itu. Sebab, kalau ini yang dilakukan ibarat menghukum si pencuri
dengan memotong tangannya, karena menganggap yang berdosa itu adalah tangan.
Atau mencukil mata karena melihat yang tidak pantas dilihat. Dalam pandangan
Yesus, tangan dan mata bukan yang pertama-tama dan terutama yang bertanggung
jawab atas dosa. Tangan dan mata hanya alat, kehendak dan "aktor"
utamanya ada jauh tersembunyi, yakni di kedalaman hati manusia!
Demikian juga dengan
kekerasan, kekejaman, intimidasi, pemusnahan dan sejenisnya, ini semua bukan aktor
utamanya. Sumber segala kelaliman yang sesungguhnya adalah nafsu yang ada dalam diri manusia! Segala
bentuk kejahatan, kekejaman, pembunuhan dan pemusnahan tidak pernah akan
benar-benar musnah ketika dilawan dengan kekejaman, pembunuhan dan pemusnahan
lagi. Lihatlah, bukankah sejarah membuktikan ini? Bangsa yang tertindas
berpotensi menindas ketika punya kesempatan berkuasa. Hitler berusaha
menampilkan Jerman sebagai ras paling unggul di dunia. Mereka membantai umat
Yahudi, korbannya lebih dari 6 juta orang Yahudi terbunuh. Namun, apa yang
terjadi berikutnya dengan bangsa Yahudi sekarang? Dapatkah mereka berbelarasa
dengan Palestina? Tidak mudah menjawabnya!
Jadi jelas, super hero bukanlah berita sukacita yang
benar-benar dibutuhkan manusia! Jika demikian apa yang ditawarkan dari berita
Natal? Sukacita apa? Kelahiran Yesus tidak mengusir bangsa Romawi dari negara
itu. Ia menyuarakan Kerajaan Allah telah datang di dalam diri-Nya. Kerajaan
yang dibawa-Nya berdasarkan keadilan dan kesetaraan, terbuka buat semua orang -
terutama mereka yang disingkirkan oleh penindaasan sesamanya.
Kerajaan Allah yang tampil
dalam diri Yesus menantang kekejaman Yudea Romawi dan Galilea Herodian dengan
menyajikan kehendak Tuhan lebih dekat, "Di bumi seperti di Sorga." Mereka yang takut berutang harus
melepaskan orang lain dari utang; mereka harus mencintai sesamanya seperti diri
mereka sendiri bahkan terhadap musuh sekalipun. Para pengikut Yesus harus hidup
dengan berbela rasa seperti Yesus sendiri, memberi dengan murah hati kepada
semua, dan menahan diri dari penghakiman dan pengutukan! Ini sebenarnya yang
dibutuhkan oleh semua orang. Berita sukacita yang bukan semata isapan jempol
atau semu. Bayangkan jika hati semua orang dipenuhi dengan kesetaraan,
keadilan, kebenaran dan bela rasa, maka sukacita yang sesungguhnya menjadi
sebuah keniscayaan.
Apa yang sekarang sedang
dihadapi dunia? Tidak jauh berbeda dengan ketika Kaisar Agustus berkuasa.
Semangat primordial, keserakahan, penaklukan dan penindasan terus terjadi.
Banyak dari kita tergoda untuk mengutuki, memerangi bahkan berandai-andai
menjadi seorang atau sebagai bangsa digdaya yang akan menumpas segala bentuk
kelalilman itu. Namun, dapatkah keadilan dan kebenaran itu tegak berdiri
setelah kita atau kelompok kita berhasil menaklukkan apa yang kita maksud
dengan kelalilam itu? Bukankah dalam posisi itu kita sangat berpotensi menjadi
monster baru yang menindas orang atau kelompok yang berbeda dari kita?
Natal adalah berita sukacita
yang pertama-tama disampaikan Malaikat kepada para gembala di padang. Berita
itu sederhana namun menukik tajam ke dalam jantung peradaban manusia. Berita
itu sederhana, "Jangan takut!".
Tidak ada orang yang terbebas dari rasa takut. Ada banyak alasan untuk kita
menjadi takut. Dalam batas-batas tertentu ketakutan itu menolong kita bertindak
hati-hati, misalnya: takut sakit, maka kita merawat tubuh dengan baik; takut
sengsara, kita akan bekerja dengan sungguh-sungguh. Namun, ketakutan yang
dimaksud adalah ketakutan yang begitu rupa menguasai diri sehingga kehidupan
kita menjadi pesimis dan merasa terancam. Malaikat itu memberi alasan untuk
tidak takut, "sebab sesungguhnya aku
memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: hari ini telah lahir
bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan di kota Daud."(Lukas 2:10,11).
Yesus itulah jawaban dari segala ketakutan dalam arti Ia bukan mengambil alih
tanggungjawab manusia, lalu dengan serta merta melenyapkan semua sumber
ketakutan manusia. Bukan itu! Ia lahir agar manusia mempunyai kedamaian di hati
dan memampukan mereka yang menyambut-Nya dapat melihat bahwa tangan Allah
menopang dan memampukan untuk menghadapi segala realita kehidupan ini!
Para gembala itu kembali ke
tempat mereka bekerja. Mereka tetap sebagai gembala, menempati strata terendah
dalam tatanan sosial masyarakat pada zamannya. Mereka tidak termotivasi
memberontak terhadap penguasa yang menindas. Namun, ada sesuatu yang berubah.
Mereka kembali dengan bersukacita. Perjumpaan dengan Yesus di malam Natal itu
bukan meninabobokan para gembala untuk tetap tertindas dan terus menjadi
gembala. Melainkan, meneguhkan mereka bahwa seorang jelata pun dikasihi Tuhan
maka selayaknyalah cinta kasih itu ditularkan kepada sesama.
Berita sukacita Natal akan
tetap relevan di sepanjang zaman ketika kita menyambutnya dalam hati kita dan
mendorong kita untuk melakukan kepedulian terhadap sesama. Mengasihi dengan
tulus, berbagi dengan gembira dan menolong tanpa pamrih seperti yang dilakukan
Yesus sendiri. Selamat Hari Natal, Selamat Bersukacita!
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus