Jumat, 03 Februari 2017

PANCARKAN TERANGMU

Garam dan terang; baik dulu mau sekarang sangat akrab dengan kehidupan manusia. Tak perlu teori ilmiah dan definisi-definisi rumit untuk menjelaskan apa, bagaimana serta fungsi dari garam dan terang. Setiap orang pasti mengetahuinya! Sesederhana itu Yesus mengajar dan semudah itu Dia menjelaskan bahwa setiap pengikut-Nya harus mempunyai fungsi yang bermanfaat bagi kehidupan di dunia ini. Setelah memaparkan Ucapan Bahagia (Matius 5: 1-12) yang ditujukkan kepada para pendengar-Nya, kini ucapan tentang “garam” dan “terang” itu dijukkan kepada mereka juga.

Yesus menyatakan bahwa mereka adalah garam dan terang dunia. Perhatikan kalimat yang dikatakan Yesus ini. Kepada mereka tidak dijanjikan bahwa mereka kelak akan menjadi garam dan terang dunia. Kepada mereka tidak juga Yesus meminta supaya menjadi garam dan terang dunia. Namun, kepada mereka dinyatakan bahwa mereka – hari ini dan senyatanya – adalah garam dan terang dunia! Garam dan terang bukanlah sesuatu yang terjadi kelak di masa depan. Namun, sejak mereka mendengar suara-Nya, melihat contoh dan prilaku-Nya, sejak saat itu pula senyatanya mereka adalah garam dan terang. Kini, tinggal pilihan mereka: mau atau tidak!

Pernyataan Yesus ini tentu mengandung implikasi dan harapan. Harapannya agar para murid dapat memancarkan terang yang mereka sudah dapatkan dari Terang yang sesungguhnya itu, yakni supaya orang melihat perbuatan mereka yang baik dan memuliakan Bapa di sorga. Terang tidak boleh disembunyikan di bawah gantang, melainkan dinyatakan supaya dialami oleh banyak orang orang. Jelas hal ini membutuhkan keberanian.

Garam dan terang dibutuhkan manusia lebih karena fungsinya dan bukan bentuknya. Garam dan terang berfungsi memberi pengaruh, yang pertama pengaruh rasa dan yang kedua kejelasan supaya orang bisa melihat. Jadi bukan sebaliknya, terpengaruh atau dipengaruhi oleh unsur-unsur duniawi. Yesus menyatakan bahwa murid-murid-Nya adalah “garam” dan “terang” dalam hal ini konteksnya tidak menekankan pada pemberitaan Injil secara verbal, melainkan dalam hal perbuatan-perbuatan mereka (Mat.5:16). Bukan berarti pemberitaan Injil secara verbal itu tidak perlu. Perlu! Namun, ada saatnya. Tetapi berkaitan dengan “garam” dan “terang” Yesus sedang meminta agar Injil yang mereka dengar dan lihat dapat menghasilkan buah, yakni melalui perbuatan-perbuatan mereka.

Banyak orang berfikir, memberi pengaruh – dalam hal ini menjadi “garam” dan “terang” – itu berarti dapat mengubah dunia. Sering kali orang berpikir ingin mengubah dunia, namun tak seorang pun sadar dan berfikir untuk merubah dirinya,” demikian kata Leo Tolstoy seorang teolog dan novelis asal Rusia. Tak pelak lagi, semangat inilah yang ada dalam setiap orang percaya ketika membaca pengajaran tentang garam dan terang dunia. Lalu dari mana kita mulai? Ada baiknya ucapan Leo Tolstoy menjadi bahan refleksi kita. Sebelum kita mengubah dunia, kita harus terlebih dahulu mengubah diri kita. Untuk memulai semua itu, kita tidak harus memiliki semuanya. Kita tidak harus memiliki gelar doktor dulu untuk memulai bekerja lebih baik. Kita tidak harus berfilsafat seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles agar dapat berfikir lebih baik. Kita juga tidak harus menguasai doktrin-doktrin ekonom Adam Smith untuk bisa berbisnis lebih baik. Kita hanya perlu keteguhan hati, komitmen dan keberanian yang membara untuk terus berjuang pantang menyerah mengerjakan apa yang kita yakini sebagai kebenaran.

Sebuah kesaksian menarik diceritakan oleh John Wooden (1910-2010) kepada James Bryan Smith. Wooden adalah seorang pelatih basket UCLA legendaris, ia memiliki banyak rekor yang sulit ditandingi orang lain. Dia memenangi sepuluh kejuaraan basket NCAA. Bahkan pernah dalam satu musim, ia berhasil membawa timnya memenangi delan puluh delapan kali pertandingan berturut-turut. Wooden telah melatih beberapa pemain ternama seperti Bill Walton dan Kareem Abdul Jabbar. Dunia mengakui bahwa ia bukan hanya sebagai pelatih basket terbaik sepanjang masa tetapi juga sebagai seorang pelatih olah raga sepanjang masa dan inspirator legendaris. Hingga di penghujung hidupnya para mantan pemainnya masih meneleponnya, mengakuinya sebagai inspirator yang mengubah hidup mereka, kebanyakan dari mereka berterima kasih dan bersyukur telah mengenal Pak tua Wooden. Mereka menyukuri oleh karena dampak yang telah Wooden berikan kepada mereka, bukan hanya prestasi olah raga tepai juga nilai-nilai kehidupan!

Wooden mengatakan bahwa karakter hidupnya terbentuk matang sejak 1935 ketika ia berumur dua puluh lima tahun. “Saya berkomitmen untuk menghidupi beberapa prinsip, dan hingga kini saya tidak lepas dari prinsip-prinsip tersebut. Prinsip-prinsip ini berdasarkan Alkitab dan khususnya pengajaran Yesus. Prisnsip-prinsip itu, antara lain: keberanian, kejujuran, kerja keras, karakter dan kesetiaan serta kebajikan dan kehormatan – inilah yang mendasari kehidupan yang baik,” katanya.

Wooden telah menemukan cara terbaik untuk hidup dan ia menghidupinya setiap hari, jadi bukan hanya sekedar teori. Ia jatuh cinta dan tetap setia kepada Nellie, istrinya sampai akhir hidupnya sehingga melalui kehidupan mereka orang bisa melihat apa itu cinta sejati. Dia mengerjakan hal-hal kecil dengan baik dan itu ia tularkan kepada anak didiknya. Dia selalu meminta kepada para pemain asuhannya untuk menghargai para pemain yang mengumpan kepada mereka ketika mereka mencetak angka. Kebiasaan menunjuk kepada pemain yang memberi umpan setelah mencetak angka dimulai dari UCLA. Wooden mengatakan kepada para pemainnya, “Disiplinkan dirimu agar yang lain tidak perlu mendisiplinkanmu. Jangan pernah berbohong, jangan pernah curang, jangan pernah mencuri. Nikmati upayamu dan percaya dirilah”

John Wooden memiliki kehidupan yang luar biasa dengan mengerjakan apa yang biasa tetapi dengan cara yang berbeda dari kebanyakan orang. Cintanya kepada isterinya dan kepada Yesus bak sinar memenuhi ruangan. Senyumnya menular, dia mudah tertawa dan benar-benar rendah hati. Dia berbahagia  karena bisa hidup dan dapat melihat anak serta cucunya. Pengaruhnya sungguh terasa tidak hanya di tempat di mana ia berada tetapi juga sampai ke ujung dunia ketika orang mulai serius bermain bola basket. Bahkan, ketika ia telah tiada pun karakternya sangat berpengaruh bagi dunia!

Abraham Maslow pernah mengatakan bahwa musisi harus menciptakan musik, pelukis harus melukis, dan seorang penyair harus menulis, jika Anda ingin berdamai dengan diri sendiri. Kini, siapakah Anda? Jika Anda seorang pedagang, maka berdaganglah berdaganglah dengan baik, jangan pernah menipu orang lain. Jika Anda seorang dokter, tolonglah sesama untuk mengatasi penderitaannya, jangan jadikan profesi mulia itu hanya sekedar untuk mencari uang. Jika Anda jadi polisi, jaksa, hakim, pejabat pemerintah, pendeta dan apa pun juga, hidupilah dengan prisnsip bahwa Anda adalah garam dan terang yang harus mendatangkan kebaikan bagi orang-orang di sekitar Anda.

Sederhana ajaran yang disampaikan Yesus. Sesederhana garam dan terang! Mengapa sering menjadi sulit? Oleh karena kita membawa misi kita sendiri, yakni: “Bagaimana aku dapat meraih apa yang menjadi nafsu keinginanku!” Dan misi lain, “Bagaimana caranya supaya akulah yang menjadi tenar dan bersinar!”

Jakarta 3, Februari 2017

1 komentar:

  1. Renungn yang bagus, semoga bisa menjadi garam dan terang dunia novenaku.com

    BalasHapus