Kamis, 02 Mei 2013

ORANG BIJAK BERANI MINTA MAAF


Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa.”
(Lukas 15:18)

Salah satu ciri orang bijak adalah berani minta maaf, manakala ia melakukan kesalahan. Namun, sayangnya sebagai orang Indonesia, kita hidup dalam sebuah budaya yang sulit untuk minta maaf. Buktinya, kalau terjadi kecelakaan atau bencana pasti mereka akan saling lempar tanggungjawab dan cuci tangan. Hal ini berbeda jika terjadi di luar negeri. Ketika ada kekeliruan, apalagi yang membawa dampak bencana, para pejabat yang berwenang segera minta maaf dan mengundurkan diri sebagai bentuk tanggungjawab.
            Kesalahan sama seperti penyakit. Penyakit akan sulit disembuhkan kalau orang yang sakit itu tidak merasa bahwa dirinya sakit. Atau bisa saja ia tahu dirinya sakit tapi segera menutupinya lantaran malu. Orang bijak, ketika sakit akan segera pergi ke dokter, ia menceritakan keluhannya        dan bersedia melakukan apa pun yang diperintahkan dokter. Itulah kunci kesembuhan. Hal Inilah yang dilakukan oleh si bungsu dalam cerita perumpamaan anak yang hilang.
            Betapa pun besarnya kesalahan si bungsu terhadap bapanya, toh  masih ada hal yang positif di dalam dirinya. Keberaniannya untuk kembali kepada sang bapa dan tekadnya untuk meminta maaf patut diapresiasi. Ia mengatakan, “Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa.” Tekad itu ia wujudkan. Si bungsu segera kembali ke rumah bapanya. Masih adakah keberanian dalam diri kita untuk minta maaf dan memperbaiki kesalahan? Jadilah bijak dengan mau mengakui kesalahan! 



Salah satu ciri orang bijak adalah berani mengakui kesalahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar