“Carilah TUHAN selama Ia berkenan
ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!”
(Yesaya 55:6)
William James, psikolog, berkata
bahwa pada umumnya, kita manusia hanya menggunakan otak kurang dari 10%. Angka
tersebut sebenarnya terlalu tinggi. Mengapa? Menurut Prof.Dr. Asimof, pakar
otak dari Rusia, kita hanya menggunakan 4% dari otak kita, sedangkan 96% dormant
(tidak aktif). Perhitungan ini pun, kata pakar lainnya, masih terlalu tinggi.
Menurut mereka, kita bahkan hanya memakai 2% dari potensi otak kita. Dari
sebagian kecil saja otak yang digunakan ternyata manusia banyak menghasilkan
karya yang luar biasa dibandingkan makhluk lainnya.
Sayangnya,
manusia sering bangga dan menjadi sombong dengan olah daya otaknya itu. Otak
atau nalar manusia sering dijadikan tolok ukur kebenaran. Segala sesuatu dinilai
benar jika lolos uji rasio atau nalar. Apa yang benar adalah apa yang dapat
dicerna oleh otak manusia. Masalahnya, apakah benar kemampuan nalar manusia
dapat menyingkap semua misteri? Ternyata tidak! Bagaimana mungkin nalar manusia
dapat menyimak seluruh misteri alam semesta. Manusia sering lupa dengan
penggunaan otaknya itu, maksimal kurang dari 4%. Berarti masih ada misteri 96%
dari kemampuan otak kita. Belum lagi ketika kita berbicara dengan misteri
Allah.
Firman-Nya
mengingatkan kita bahwa jalan dan rancangan Allah dengan kita berbeda jauh.
Jauhnya ibarat langit dan bumi. Untuk itulah perlu kearifan dari kita. Kearifan
untuk bersedia merendahkan diri dan mendekat kepada-Nya selama Iamberkenan
merupakan cara terbaik untuk mengenal jalan dan rancangan-Nya.
Nalar manusia tidak selamanya
mampu mengungkap rahasia semesta. Mendekat kepada pencipta adalah sebuah
tindakan bijak!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar