“Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan
berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap;...”
(1 Korintus 13:8)
Alkisah ada seorang raja muda yang
pandai. Ia memerintahkan semua mahaguru terkemuka dalam kerajaannya untuk
berkumpul dan menuliskan semua hikmat dan kebijaksanaan di dunia ini. Mereka
mengerjakannya. Menakjubkan, setelah empat puluh tahun bekerja mereka telah
menghasilkan ribuan buku tentang hikmat. Raja itu kini berumur enam puluh
tahun. “Saya tidak mungkin lagi membaca ribuan buku ini, sekarang ringkaskan
dasar-dasar hikmat itu!”
Setelah
sepuluh tahun bekerja, berhasil meringkas buku-buku hikmat itu dalam satu jilid
saja. “Itu masih terlalu banyak”, kata sang raja “saya sudah berusia tujuh
puluh tahun. Peraslah semua kebijaksanaan itu ke dalam inti yang paling
dasariah!” Maka orang-orang bijak itu mencoba lagi memeras inti hikmat itu.
Pada waktu raja berbaring di tempat tidur menjelang kematiannya, pemimpin
kelompok mahaguru hikmat itu menyampaikan hasil akhir seluruh ringkasan hikmat.
Ia menyampaikan kepada raja, “Manusia hidup, lalu menderita, kemudian mati.
Satu-satunya hal yang dapat bertahan adalah cinta!”
Cinta
kasih adalah kekal! Setelah uraian panjang lebar mengenai pelbagai karunia,
Paulus tiba pada satu hal pokok yang mendasar dalam kehidupan manusia, yakni
kasih. Nubuat akan berakhir, bahasa roh akan berhenti dan mengetahuan akan
lenyap, namun kasih akan tetap ada. Apa yang kita kejar sekarang? Pelbagai macam
karunia? Ilmu pengetahuan dan kepandaian? Popularitas? Ingatlah semua akan
lenyap di telan waktu, hanya kasih yang punya nilai abadi.
Carilah apa yang kekal dan bukan
yang fana. Kasih adalah kekal!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar