Kamis, 29 September 2011

KISAH SEDIH KEBUN ANGGUR

Hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) berkaitan dengan kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Boediyono menunjukan hasil tidak memuaskan. Dari hasil survei yang dirilis pada tanggal 18 September 2011 menyatakan 37,7% merasa puas, 44,7% tidak puas dan 17,7% tidak menjawab. Kepuasan publik ini melorot jauh dibanding hasil survei setahun yang lalu yang menunjukkan kepuasan publik mencapai angka lebih dari 52%. Sebenarnya, tanpa penelitian survei pun banyak orang kecewa atas kinerja pemerintahan kali ini.

Sejalan dengan hasil survei LSI, Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan yang diketuai oleh Kuntoro Mangunsubroto (UKP4), menyampaikan hasil evaluasi terhadap kementrian kabinet Indonesia Bersatu II yang hasilnya tidak begitu menggembirakan. Banyak kementrian mempunyai nilai rapor merah alias jeblog. Tentu ada berbagai analisa mengapa ada banyak kementrian yang tidak dapat bekerja dengan baik. Mulai dari dualismenya loyalitas (taat dan setia kepada presiden atau kepada partainya) sampai penempatan menteri yang tidak sesuai dengan bidang keilmuannya dan juga kondisi kesehatan sang menteri.

Reshuffle kabinet! Itulah berita yang seminggu terakhir ini terus-menerus di-blow up berbagai media. Masyarakat dan media menilai sudah terlalu banyak fasilitas dan kemudahan diberikan kepada para pejabat, kini seharusnya mereka berbuat lebih baik. Berjuang dan mengabdi bukan untuk kepentingan pribadi, golongan dan partainya, melainkan untuk kemakmuran bersama. Namun, kenyataanya: korupsi, terorisme, pembiaran tindakan kejahatan, kelalaian yang mengakibatkan banyak nyawa melayang, tidak adanya perbaikan fasilitas umum yang signifikan terus makin menjadi. Ketidakadilan kian merebak!

Saya membayangkan kekecewaan sebagian besar masyarakat Indonesia ini mungkin sama dengan kekecewaan Allah yang disuarakan oleh Yesaya. Yesaya 5:1-7 “Nyanyian Tentang Kebun Anggur”. Israel diibaratkan sebagai “kebun anggur” dan Allah sebagai pengusahanya. Kebun itu disiapkan begitu rupa, mulai dari pemilihan tempat premium istimewa, pokok anggur pilihan, perawatan dan pemupukan luar biasa, serta pengamanan super ketat. Semua keistimewaan dan fasilitas ini diberikan kepada Israel agar “Kebun Anggur” itu menghasilkan buah yang baik dan manis. Israel mampu menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Nyatanya Allah kecewa! Kebun itu hanya menghasilkan buah yang masam. Buah ketidakbenaran dan ketidakadilan serta penindasan yang lemah oleh yang kuat. Israel seringkali berubah setia, seperti sebagian menteri kita yang mempunyai dualisme loyalitas. Taat kepada Allah namun sering dan suka melirik pada ilah lain. Kini Allah ingin merombaknya!

“Reshuffle”! Perombakan total, itu juga berita yang disampaikan Yesus melalui perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur (Matius 21:33-46). Alkisah ada seorang tuan tanah menyewakan kebun anggurnya kepada para penggarap dengan harapan kelak akan mendapatkan hasilnya. Namun yang terjadi hamba-hamba sang tuan yang menagih hasil itu dianiaya bahkan anaknya sendiri dibunuh demi untuk menguasai kebun anggur itu. Lalu Si Tuan itu menjadi marah lalu membinasakan orang-orang jahat itu, mengambil kebun anggur itu dan kini mengalihkannya kepada para penggarap lain. (”….: Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakan kepada penggarap-penggarap yang lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya.”Matius 21:41).
Banyak orang Kristen seringkali terlena. Bahkan ada sebagian kelompok Kristen berpendapat bahwa prilaku kehidupan seseorang tidak lagi berpengaruh atas keselamatan yang sudah ia terima di dalam Kristus. Akibatnya, seringkali mereka mengabaikan bahwa prilaku, sikap atau perbuatannya adalah bagian dari tanggungjawab yang adalah buah dari iman itu sendiri.

Ingatlah bahwa Allah tidak segan-segan untuk merombak kebun anggur-Nya, Allah tidak pernah ragu untuk mengalihkan kebun anggur itu kepada penggarap yang baik dan setia yang memberikan hasil pada waktunya. Allah juga pasti akan menuntut tanggungjawab kepada kita sebagi orang tebusanNya di dalam Kristus! Maka jika seseorang sadar bahwa prilaku, sikap dan perbuatannya merupakan tanggungjawab sebagai orang beriman, pastilah ia akan berusaha memelihara hidupnya dengan sebaik-baiknya. Ia akan menghasilkan “buah anggur” berkualitas mumpuni karena berusaha ingin menyenangkan Tuannya. Sikap seperti itu diperlihatakan oleh Paulus.
Apa yang dahulu menjadi kebanggaan Paulus, kini menjadi tak berguna di hadapan Krsitus. Paulus kini berusaha sekuat tenaga untuk menyenangkan hati Tuhan. Ia mengatakan, “…..:aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”(Filipi 3:13b-14) . Paulus memusatkan diri kepada Krsitus yang ia layani. Arah hidupnya kini jelas yakni bersekutu dengan penderitaan dan kematian Kristus; menjadi serupa denganNya (Fil.3:10,11). Jelaslah jika seseorang bertekad hidup meniru dan bersekutu dengan Yesus, maka sikap hidupnya pasti menunjukan kualitas yang baik: mau mengasihi Tuhan melalui sesama.

Jika Anda dan saya ibarat pohon anggur, apakah kita telah menghasilkan buah yang baik, yang diharapkan oleh si empunya kebun itu? Ataukah buah kita buah yang masam kecut atau sama sekali tidak berbuah? Belum terlambat untuk berbenah diri! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar