Hasil survei yang dilakukan oleh
Lembaga Survei Indonesia (LSI) berkaitan dengan kepuasan publik terhadap
kinerja pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Boediyono
menunjukan hasil tidak memuaskan. Dari hasil survei yang dirilis pada tanggal
18 September 2011 menyatakan 37,7% merasa puas, 44,7% tidak puas dan 17,7%
tidak menjawab. Kepuasan publik ini melorot jauh dibanding hasil survei setahun
yang lalu yang menunjukkan kepuasan publik mencapai angka lebih dari 52%.
Sebenarnya, tanpa penelitian survei pun banyak orang kecewa atas kinerja
pemerintahan kali ini.
Sejalan dengan hasil survei LSI,
Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan yang
diketuai oleh Kuntoro Mangunsubroto (UKP4), menyampaikan hasil evaluasi
terhadap kementrian kabinet Indonesia Bersatu II yang hasilnya tidak begitu menggembirakan.
Banyak kementrian mempunyai nilai rapor merah alias jeblog. Tentu ada berbagai
analisa mengapa ada banyak kementrian yang tidak dapat bekerja dengan baik. Mulai
dari dualismenya loyalitas (taat dan setia kepada presiden atau kepada partainya)
sampai penempatan menteri yang tidak sesuai dengan bidang keilmuannya dan juga
kondisi kesehatan sang menteri.
Reshuffle kabinet! Itulah berita
yang seminggu terakhir ini terus-menerus di-blow
up berbagai media. Masyarakat dan media menilai sudah terlalu banyak fasilitas
dan kemudahan diberikan kepada para pejabat, kini seharusnya mereka berbuat
lebih baik. Berjuang dan mengabdi bukan untuk kepentingan pribadi, golongan dan
partainya, melainkan untuk kemakmuran bersama. Namun, kenyataanya: korupsi,
terorisme, pembiaran tindakan kejahatan, kelalaian yang mengakibatkan banyak
nyawa melayang, tidak adanya perbaikan fasilitas umum yang signifikan terus
makin menjadi. Ketidakadilan kian merebak!
Saya membayangkan kekecewaan
sebagian besar masyarakat Indonesia ini mungkin sama dengan kekecewaan Allah
yang disuarakan oleh Yesaya. Yesaya 5:1-7 “Nyanyian
Tentang Kebun Anggur”. Israel diibaratkan sebagai “kebun anggur” dan Allah
sebagai pengusahanya. Kebun itu disiapkan begitu rupa, mulai dari pemilihan
tempat premium istimewa, pokok anggur pilihan, perawatan dan pemupukan luar
biasa, serta pengamanan super ketat. Semua keistimewaan dan fasilitas ini
diberikan kepada Israel agar “Kebun Anggur” itu menghasilkan buah yang baik dan
manis. Israel mampu menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Nyatanya Allah kecewa! Kebun
itu hanya menghasilkan buah yang masam. Buah ketidakbenaran dan ketidakadilan
serta penindasan yang lemah oleh yang kuat. Israel seringkali berubah setia,
seperti sebagian menteri kita yang mempunyai dualisme loyalitas. Taat kepada
Allah namun sering dan suka melirik pada ilah lain. Kini Allah ingin
merombaknya!
“Reshuffle”! Perombakan total,
itu juga berita yang disampaikan Yesus melalui perumpamaan tentang
penggarap-penggarap kebun anggur (Matius 21:33-46). Alkisah ada seorang tuan
tanah menyewakan kebun anggurnya kepada para penggarap dengan harapan kelak akan
mendapatkan hasilnya. Namun yang terjadi hamba-hamba sang tuan yang menagih
hasil itu dianiaya bahkan anaknya sendiri dibunuh demi untuk menguasai kebun
anggur itu. Lalu Si Tuan itu menjadi marah lalu membinasakan orang-orang jahat
itu, mengambil kebun anggur itu dan kini mengalihkannya kepada para penggarap
lain. (”….: Ia akan membinasakan
orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakan kepada
penggarap-penggarap yang lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya.”Matius
21:41).
Banyak orang Kristen seringkali
terlena. Bahkan ada sebagian kelompok Kristen berpendapat bahwa prilaku
kehidupan seseorang tidak lagi berpengaruh atas keselamatan yang sudah ia
terima di dalam Kristus. Akibatnya, seringkali mereka mengabaikan bahwa
prilaku, sikap atau perbuatannya adalah bagian dari tanggungjawab yang adalah
buah dari iman itu sendiri.
Ingatlah bahwa Allah tidak
segan-segan untuk merombak kebun anggur-Nya, Allah tidak pernah ragu untuk
mengalihkan kebun anggur itu kepada penggarap yang baik dan setia yang memberikan
hasil pada waktunya. Allah juga pasti akan menuntut tanggungjawab kepada kita
sebagi orang tebusanNya di dalam Kristus! Maka jika seseorang sadar bahwa
prilaku, sikap dan perbuatannya merupakan tanggungjawab sebagai orang beriman,
pastilah ia akan berusaha memelihara hidupnya dengan sebaik-baiknya. Ia akan
menghasilkan “buah anggur” berkualitas mumpuni karena berusaha ingin
menyenangkan Tuannya. Sikap seperti itu diperlihatakan oleh Paulus.
Apa yang dahulu menjadi
kebanggaan Paulus, kini menjadi tak berguna di hadapan Krsitus. Paulus kini
berusaha sekuat tenaga untuk menyenangkan hati Tuhan. Ia mengatakan, “…..:aku melupakan apa yang telah di belakangku
dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada
tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus
Yesus.”(Filipi 3:13b-14) . Paulus memusatkan diri kepada Krsitus yang ia
layani. Arah hidupnya kini jelas yakni bersekutu dengan penderitaan dan
kematian Kristus; menjadi serupa denganNya (Fil.3:10,11). Jelaslah jika
seseorang bertekad hidup meniru dan bersekutu dengan Yesus, maka sikap hidupnya
pasti menunjukan kualitas yang baik: mau mengasihi Tuhan melalui sesama.
Jika Anda dan saya ibarat pohon
anggur, apakah kita telah menghasilkan buah yang baik, yang diharapkan oleh si
empunya kebun itu? Ataukah buah kita buah yang masam kecut atau sama sekali
tidak berbuah? Belum terlambat untuk berbenah diri!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar