Rabu, 18 Oktober 2017

SAKSI MATA

Venesia pada abad pertengahan adalah kota penting sebagai pemasok rempah-rempah. Dari mana asalnya rempah itu? Tentu bukan dari daratan Eropa. Melainkan dipasok oleh para pedagang, terutama pedagang Arab. Untuk mencegah orang banyak mengakses sumber rempah itu secara langsung, maka diciptakannya mitos. Banyak mitos yang menggambarkan bahwa, lokasinya dijaga monster raksasa, hingga dihuni oleh para kanibal buas.

Adalah Ludovico di Varthema seorang yang mencoba mematahkan mitos itu. Pada 1502 ia meninggalkan keluarga dan kotanya, Bologna untuk memulai menjelajahannya. Dari Aleksandria dia menempuh perjalanan. Bersama para jemaah haji ia masuk Mekah dan Madinah (dialah seorang non-muslim pertama yang memasuki kota suci itu). Dari Yaman, ia menuju ke Persia, India, Malaka, Aceh dan sampailah ke Banda, Ternate dan Tidore.

Tahun ini, tepat 500 tahun silam Varthema wafat. Pesan yang sangat terkenal, "Ingatlah bahwa testimoni dari satu saksi mata akan lebih bernilai ketimbang sepuluh kabar burung." Apa yang dikatakannya berasal dari penglaman hidupnya. Ia tidak hanya percaya kepada kabar burung khususnya mitos-mitos tempat rempah berada. Ia membayar mahal untuk membuktikannya, untuk menjadi saksi mata.
Jangan puas hanya dengar "kabar burung", termasuk dalam ranah iman dan spiritualitas. Jadilah "saksi mata" di mana kita menyaksikan dan mengalami sendiri apa yang kita imani.

"Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau." (Ayub 42:5)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar