Jumat, 03 Mei 2013

MAKIN BERILMU SEMAKIN TAKUT AKAN TUHAN

Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.”
(Amsal 3:5)
Mana yang lebih penting: pengetahuan atau hikmat? Tepat! Keduanya penting, bahkan teramat penting. Namun, kita semua mafhum keduanya tidak selalu berjalan beriringan pada satu orang. Ada orang yang pandai luar biasa, gelar akademisnya berderet bak semut berbaris di depan dan belakang namanya. Namun, ternyata ia melakukan tindakan-tindakan konyol. Tidak sesuai dengan ilmunya. Sebaliknya, ada orang biasa-biasa saja, tanpa gelar, justeru ia dikenal dan dikenang orang sepanjang masa.
             
Idealnya semakin tinggi ilmu pengetahuan seseorang maka ia akan semakin berhikmat dan rendah hati. Ibarat ilmu padi, semakin berisi akan semakin merunduk. Namun, kenyataan menunjukkan sebaliknya. Banyak orang dengan ilmu semakin tinggi, semakin mereka tidak bisa menghargai pendapat orang lain. Ilmu dan pengertiannya sendiri dianggap paling benar! Ia menjadi mudah tersinggung apabila gelarnya tidak ditulis dengan lengkap. Mudah marah manakala nasihatnya tidak digubris.
            
“Jangan engkau menganggap dirimu sendiri bijak!” Demikian kata penulis Amsal. Peringatan ini ditujukan agar kita selalu rendah hati. Belum tentu pengetahuan yang ada pada kita selamanya benar. Alih-alih angkuh dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki, Amsal mengajak kita untuk takut akan Tuhan dan mempercayakan diri kepada-Nya. Dengan berlaku seperti itu, “maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.”(Amsal 3:4)



Tingginya ilmu pengetahuan seseorang berpotensi meremehkan orang lain, mintalah hikmat agar selalu rendah hati!

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar